Dewi Tanjung Berkoar Lagi, Sebut SBY Dalang Demo Tolak UU Cipta Kerja

10 Oktober 2020, 16:00 WIB
Dewi Tanjung Berkoar Lagi, Sebut SBY Dalang Demo Tolak UU Cipta Kerja /ANTARA/HO-Polda Metro Jaya/

LAMONGAN TODAY – Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terus menuai kontroversi.

Gelombang penolakan mulai dari kalangan buruh hingga mahasiswa terus terjadi. Kerusuhan pun tak terbendung. Fasilitas publik di sejumlah daerah luluh lantak dibakar massa.

Banyak demonstran menganggap UU Cipta Kerja lebih menguntungkan pengusaha ketimbang para buruh dan pekerja.

Banyak pihak juga memberikan tanggapan perihal aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja. Salah satunya politikus PDI PerjuanganDewi Tanjung.

Baca Juga: Harga HP Samsung Galaxy RAM Jumbo: Ada S20 Plus, A71, M31 Cek Selengkapnya

Tanggapan wanita yang kerap disapa Nyai ini disampaikan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @DTanjung15, Kamis 8 Oktober 2020.

Dewi Tanjung menduga bahwa maraknya aksi demo di sejumlah daerah, terutama di Jakarta telah dibayar oleh seseorang.

Ia pun mengatakan pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi sosok yang membayar orang untuk melakukan demo penolakan UU Cipta Kerja.

Baca Juga: OPPO Reno4 F Segera Rilis 12 Oktober, Spesifikasinya yang Ciamik Bikin Kamu Pengen Beli

"SBY, Lebih Baik Uangnya di Pake Bikin Project Lagu aja dari pada Buat bayar orang berdemo.. Uuoppppss Nyai Keceplosan," katanya, seperti dilansir Lamongan Today dari  Pikiranrakyat-Depok.com dalam berita berjudul, Buka-bukaan Dalang Dibalik Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dewi Tanjung: SBY, Uuoppps Nyai Keceplosan, Jumat, 9 Oktober 2020.

"Waktu demo 411 jg kabarnya itu kerjaan Cikeas. Pola nya sama dan mudah di baca," ucapnya.

Dewi Tanjung menambahkan, "Sebentar lagi ada yg Panas dingin kasus Mega centuri, Mega Hambalang dan Petral akan di Bongkar habis Pemerintahan Jokowi. Kapan perlu sita harta kekayaan karna itu uang milik negara."

Baca Juga: Beberapa Menit Sah Pengantin Baru, Mempelai Pria Tega Bunuh Istrinya Akibat Cemburu pada Tamunya

 

Lebih lanjut, ia merasa khawatir dengan para pendemo. Hal itu karena, kata dia, pendemo cuma dibayar Rp200.000 dan begitu ketangkep polisi dalang di balik pendemo itu cuci tangan dan tidak peduli lagi.(Ramadhan Dwi Waluya/PR Depok/PRMN)***

 

 

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: PR Depok

Tags

Terkini

Terpopuler