Di jugalah yang membunuh Tamenggita. Nama Cikur juga masuk ke dalam laporan yang diberikan kepada Wijaya di penagkilan, sebagai salah satu di antara nama para Mantri paduka Bhattara yang gugur di Medan Perang.
Dalam Kidung lain, yakni Kidung Sorandaka, terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Nambi meninggalkan kereta, sehingga Brahma Cikur terpaksa menjadi tumbal.
Baca Juga: Hero Brody Hanya Dibuff Segini Saja Sudah Ramai Digunakan, Bisa Menyerang Tak Bisa Diserang
Maka, berdasarkan sumber-sumber di atas, disimpulkan bahwa Brahma Cikur bukan nama kuda, seperti yang dituliskan oleh Prof Dr Slamet Mulyana maupun keterangan yang dijumpai di internet.
Tapi nama orang, yakni kusir Nambi yang handal dan mampu mengendalikan kuda ke kiri dan ke kanan dengan baik, seperti yang dilaporkan Juru Pangalasan kepada Ranggalawe.
Nambi sibuk memanah di atas kereta, Brahma Cikur yang mengendalikan kuda-kuda kereta.
Baca Juga: Harga HP Oppo A54 Lengkap dengan Spesifikasinya, Layar Super dan Performa Ultra Efisien
Di atas kuda tempurnya yang terlatih, yakni Megha Lamat, suara Ranggalawe menggelegar bak petir di siang bolong.
Memberi semangat kepada pasukan yang belum terjun ke medan perang dan kini tergelar dihadapannya.
Kalimat-kalimatnya bak kobaran api yang diterjunkan ke alang-alang kering, membuat para prajurit tertantang untuk segera terjun ke medan perang.