"Kedua, Pagar Nusa terus menyebarkan nilai-nilai filosofis pencak silat sebagai bela diri khas Nusantara yang senafas dengan spiritualitas, seni dan juga penghormatan terhadap alam dan kehidupan," ucapnya.
Maka, seluruh gerak dan langkah Pagar Nusa diniatkan sebagai pengabdian terhadap guru-kiai, pengabdian terhadap pesantren, perjuangan untuk menjaga kesatuan Indonesia, dan pencarian Ridla Allah.
"Ketiga, Pagar Nusa berusaha terus bermanfaat seluas-luasnya, dengan mengkader santri-santri di berbagai jenjang, baik padepokan silat hingga perguruan tinggi dan sekolah-sekolah," tegas Gus Nabil.
Jadi, lanjutnya, pengkaderan berjenjang ini yang menguatkan Pagar Nusa, dan kadernya tersebar di berbagai level, menguatkan khidmah NU.
"Pagar Nusa juga tersebar di berbagai negara lain, yang memperkuat kepemimpinan di beberapa Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama," tegasnya.
Baca Juga: Lirik Lagu TOMBOY dari (G)-IDLE Lengkap Hangul, Romanisasi, dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Lagu 'Gita Pagar Nusa', berisi filosifi berpencak silat dan berdakwah dalam koridor NU, namun menggunakan media seni populer untuk menjangkau publik yang lebih luas.
"Setiap kali kita mendengar kata pencak silat, maka ingatan kita selalu terngiang tentang tarian melayu yang cantik namun melumpuhkan, ya benar, Silek (silat-Red) Minang gerakan yang indah, dinamis namun bisa menjadi senjata yang ampuh," katanya.
Pagar Nusa adalah putra terbaik dari ormas Islam terbesar di Nusantara yaitu NU, di mana telah sepakat dalam satu kata yakni Indonesia dengan falsafah sendi hidupnya yaitu Pancasila, begitulah Pagar Nusa memaknai dirinya.