Selama Ini Salah Kaprah? Ternyata Nasi Tidak Baik untuk Kucing, Simak Penjelasan Berikut

31 Januari 2021, 18:29 WIB
Ilustrasi: kucing. /Pixabay/TeamK

LAMONGAN TODAY - Karbohidrat seperti nasi adalah salah satu sumber energi utama yang menjadikan makanan ini tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, terutama di Indonesia.

Meskipun penting bagi manusia, namun hal tersebut tidak berlaku pada kucing. Menurut dokter hewan, kebiasaan memberi nasi pada kucing harus dihentikan.

Beradarkan keterangan dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya, energi utama kucing berasal dari protein bukan karbohidrat, sehingga kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik. Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Baca Juga: Ngaku Santri di Harla NU ke-95, AHY Bilang Begini Soal Islam Rahmatan Lil Alamin

"Lantas apa akibatnya jika kucing mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat? Karena kucing tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik, maka efeknya adalah gula darah meningkat secara drastis," kata Radhiyan dalam webinar "Pentingnya Gizi Pada Anjing dan Kucing di Masa Pandemi" Sebagaimana di kutip dari Antara.

Memberikan nasi secara berlebihan dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa.

Sama seperti manusia, memberikan makanan dengan nutrisi seimbang kepada hewan peliharaan juga penting agar "anak-anak bulu" bisa tumbuh dengan baik. Semua harus dalam porsi yang pas. Bila berlebihan, anjing atau kucing bisa mengalami gangguan ginjal, khususnya yang berusia di atas tujuh tahun.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Apa Lagi’ yang Dinyanyikan Prilly Latuconsina feat. Andi Rianto

Makanan untuk anak kucing berbeda dengan makanan untuk kucing dewasa, karena itulah makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategori usia.

Organ pencernaan anak kucing masih belum berkembang sempurna sehingga nutrisi yang dibutuhkan berasal dari air susu induk yang berbentuk cairan.

Selain susu, mereka akan belajar makan mulai usia satu hingga dua bulan. Tekstur makaman harus kecil dan lembut agar anak kucing tidak kesulitan memakannya. Anda bisa memberi makanan dengan tekstur yang lebih padat setelah berusia dua hingga tiga bulan.

Baca Juga: Andin Pingsan Usai Urus Perceraian, Lalau Bagaimana Nasibnya? Simak Sinopsis Ikatan Cinta di Sini

Semakin dewasa, kucing hanya membutuhkan kadar protein yang lebih rendah untuk menunjang fungsi ginjalnya yang semakin menurun. Selain itu kucing juga membutuhkan asupan serat dengan porsi yang pas. Vitamin juga menjadi kebutuhan hewan peliharaan. Vitamin harus diberikan dalam porsi yang pas, kekurangan vitamin bisa menyebabkan nafsu makan hilang dan jika kelebihan maka bisa menjadi masalah kesehatan.

Lemak merupakan sumber energi yang baik bagi kucing dan anjing. Lemak bisa meningkatkan selera makan dan menyediakan 2,5 kali energi lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat dengan berat yang sama. Lemak lebih banyak diberikan pada formulasi pakan yang ditujukan untuk anjing atau kucing yang sedang bunting serta menyusui, atau hewan yang sedang sakit.

Baca Juga: Harlah NU, KH Said Aqil Siroj Sebut Masih Banyak Rakyat Tertindas

"Namun pemberian lemak secara berlebihan tidak baik karena bisa memicu gangguan kesehatan," kata dia.

Ada dua jenis makanan dari pabrik yang ditujukan untuk anjing dan kucing, yakni makanan kering dan makanan basah. Dia menjelaskan, dari segi nutrisi kandungan dalam makanan kering lebih tinggi dan makanan basah punya kandungan air yang lebih tinggi.

Radhiyan menjelaskan, berikanlah makanan sesuai dengan jenisnya karena formulasi pakan untuk kucing dan anjing berbeda. Jangan memberi makanan anjing kepada kucing dengan perrimbangan harga lebih murah karena bisa menimbulkan masalah kesehatan mata dan jantung pada kucing.

Baca Juga: Cara Membuat Seblak Mudah dan Enak, Cocok Dibuat di Rumah

90 persen kadar air dalam tubuh anjing dan kucing didapatkan dari makanan dan minuman yang dimakan jadi jangan lupa untuk selalu menyediakan air bersih untuk hewan peliharaan. Jangan membiarkan hewan peliharaan minum dari kolam ikan air kamar mandi yang tidak terjamin kebersihannya karena bisa menyebabkan diare hingga cacingan.

Ada juga yang memilih membuat makanan sendiri untuk peliharaan mereka. Jika akan memberikan ikan sebaiknya dikukus atau direbus terlebih dahulu. Selain itu, berikan pakan yang berbeda secara bergantian karena setiap bahan baku punya nilai nutrisi berbeda.

Misalnya, dalam satu pekan berikan kucing pakan dari ikan, sisanya berikan makanan dari bahan baku unggas. Jangan lupa untuk memberikan multivitamin tambahan. Sementara serat bisa didapat dengan menggunakan agar-agar.

Baca Juga: Niat Puasa Senin-Kamis, Ini Keutamaan yang Membuat Nabi Muhammad SAW Jarang Meninggalkannya

Lalu, bagaimana bila peliharaan mendadak tidak punya nafsu makan?

Pemilik hewan bisa mengecek kesehatan piaraannya. Anjing atau kucing yang mengandalkan indra penciuman bisa tidak berselera makan bila terkena flu yang membuat produksi ingus berlebihan dan mereka sulit membaui makanan.

Bulu kucing rontok?

Pemilik mungkin khawatir bila bulu kucing mendadak banyak yang rontok, terutama ketika ada perubahan seperti mengganti jenis pakan.

Baca Juga: 3 Tips Desain Kemasan Untuk Produk yang Menggiurkan Ala Kemenparekraf

Sama seperti rambut manusia yang rontok, kucing juga mengalami kerontokan bulu, kata dokter hewan Novi Wulandari.

"Bulu rontok tidak selalu karena pergantian makanan, tapi itu hal yang normal," kata Novi dalam webinar Peduli Kucing Sekitar Kita.

Bulu-bulu kucing juga dapat rontok bila pemiliknya memberikan makanan yang lebih berkualitas. Kerontokan adalah salah satu efek detoksifikasi karena kucing mendapat asupan makanan yang lebih baik. Proses itu bisa memakan waktu hingga dua pekan.

Baca Juga: 14 Ciri Materai Baru Nominal Rp. 10.000

Tetapi, makanan yang tidak sehat serta kondisi tidak fit dan penyakit yang tidak terdeteksi juga bisa menjadi penyebab bulu kucing rontok. Bila penyebabnya tidak kunjung diketahui, periksakan si anak bulu ke dokter hewan untuk mendapatkan solusinya.

Selain itu rontoknya bulu kucing juga bisa disebabkan karena si kucing sedang birahi, hamil, juga melahirkan. Infeksi atau parasit membuat kulit gatal juga bisa menyebabkan bulu kucing rontok. Garukan yang dilakukan kucing membuat bulunya rontok sehingga menjadi botak. ***

Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler