Namun, di candi-candi akhir Majapahit, misalnya Candi Tegawangi, Candi Penataran, atau Candi Sukuh, menampilkan sosok Durga Ra Nini yang bertaring.
Durga Ra Nini inilah yang diwarisi para pujangga Jawa zaman pertengahan, ketika mereka menyusun cerita pewayangan.
Baca Juga: Tawuran Dua Kali Pecah di Lamongan, Korban Bergeletakan
Berikut cerita pewayangan yang menceritakan asal-usul Bathari Durga:
Suatu hari, Bathara Guru dan Dewi Uma sedang mengendarai lembu Andini di atas sebuah samudera.
Karena pengaruh Sandyakala atau masa sebelum malam, Bathara Guru menjadi bernafsu dan mengajak istrinya untuk bersenggama.
Dewi Uma menolak dan terjadilah aksi paksa dari raja para dewa.
Karena salah posisi, sperma Bathara Guru jatuh ke samudra. Sperma ini kemudian dikenal dengan nama Kamasalah, yang menjadi awal dari lahirnya Bathara Kala.
Dengan marah, Bathara Guru mengutuk istrinya menjadi Bathari Durga dan mengusirnya dari Kahyangan.