Huruf Thailand Mirip Aksara Jawa, Benarkah Keduanya Berasal dari Bahasa Kuno yang Sama? Ini Jawabannya

19 Oktober 2021, 23:31 WIB
Kenapa huruf Thailand mirip dengan aksara Jawa? YouTube/@SepulangSekolah /

LAMONGAN TODAY - Kenapa abjad Thailand mirip dengan aksara Jawa? Huruf Thailand disebut juga aksorn.

Dari kedua kata tersebut, yaitu aksara dan aksorn sudah terlihat kemiripannya.

Menurut KBBI, aksara adalah sistem tanda grafis yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, yang sedikit banyaknya mewakili ujaran.

Baca Juga: Mustafa Kemal Ataturk akan Jadi Nama Jalan di Jakarta Banjir Kritik, Fahri Hamzah: Nama Jalan aja Susah Amat

Atau simplenya sistem penulisan yang mempermudah komunikasi. Lebih simplenya huruf.

Jadi, aksorn berarti aksara Thailand. Kok dari namanya bisa mirip?

Karena dari moyangnya juga sama. Jika kita tarik dari yang paling tua, kedua tulisan aksara Jawa dengan aksorn Thailand memiliki tipe yang sama, yaitu Abugida.

Baca Juga: Video Gisel Terbaru Singkap Kaos, Nitizen Banjiri Kolom Komentar

Abugida yaitu sistem penulisan yang setiap unitnya didasarkan pada konsonan. Jadi, vokal sifatnya sekunder.

Contohnya, kita menulis aksorn menggunakan tulisan biasa, tulisannya akan tetap aksorn. Harus terdapat vokal o untuk dapat dibaca aksorn.

Karena di abjad biasa, konsonan dan vokal statusnya sama, mereka selevel.

Baca Juga: Drummer Blink-182 Travis Barker Resmi Bertunangan dengan Kourtney Kardashian: Selamanya

Tapi, kalau di abjad Thailand, tulisan aksorn kalau di abjadkan menjadi ak-s-r. O nya tidak ada di tengah dan N yang terakhir tidak ada.

Tapi, karena S ketemu R jadi vokal turunannya adalah O. Dan karena huruf yang terakhir adalah Ro Reua, kalau jadi konsonan penutup menjadi N bukan R, jadi keseluruhan kata ini dibaca aksorn, r nya sebenarnya tidak dibaca.

Di abjad biasa tidak ada vokal turunan. Kalian mau menulis nama, ya tinggal menulis nama, konsonan vokal, konsonan vokal. Tidak ada vokal turunan.

Baca Juga: Partai Demokrat Komando AHY Terus Melejit, Benny Harman: Satu-satunya Tokoh Non Pejabat Publik Papan Atas

Huruf-huruf yang ada di aksorn Thailand memiliki 44 konsonan, sedangkan vokalnya ada yang mengatakan 22, 32, 38, yang pasti tidak hanya A, I, U, E, O.

Kedua aksaran ini, aksorn dan aksara Jawa dipercaya berasal dari aksara Aramaic atau aksara Aram. Aksara yang dipakai di bahasa Aram.

Bahasa Aram adalah bahasa yang sudah ada sejak abad ke-12 SM dan pertama di tulis pada abad ke-10 SM.

Baca Juga: Profil Mohammad Ahsan, Cetak Rekor Juarai Tiga Gelar Bergengsi dalam Satu Tahun

Jadi, selama dua abad, dua bahasa ini hanya bisa digunakan untuk berbicara saja, belum ada versi tertulisnya.

Setelah itu, di tahun 700 SM, Bahasa Aram ini mulai menyebar, dan aksen-aksen Bahasa Aram yang berbeda-beda pun mulai bermunculan.

Seperti di Mesopotamia, Babilonia, Levant dan Mesir itu memakai Bahasa Aram, tapi logatnya berbeda-beda.

Baca Juga: Bos Indomaret Yan Bastian Meninggal akibat Kecelakaan di Tol Cipularang, Mobil Hyundai Palisade Baru Dibeli

Setelah itu, Bahasa Aram mulai tercampur dengan bahasa-bahasa lain, sampai orang-orang yang mengerti Bahasa Aram yang murni hanya orang-orang kerajaan.

Seperti disebutkan dalam Kitab 2 Raja-raja, Raja Hizkia, Raja dari Kerajaan Yehuda, dia bernegosiasi dengan Raja dari Asyur memakai Bahasa Aram.

Mengapa menggunakan Bahasa Aram? Supaya percakapan mereka tidak dimengerti masyarakat awam.

Baca Juga: Tips Main Hero Vale Mobile Legends: Combo Skill yang Benar dan Item Build Vale Tersakit 2021

Selanjutnya, tahun 600 SM Raja Kanaan juga menulis surat ke Firaun memakai Bahasa Aram.

Hal ini mengingatkan kita terhadap anak-anak SD yang suka bicara dibolak-balik supaya orang-orang tidak mengerti.

Jangan-jangan mereka turunan raja-raja terdahulu.

Baca Juga: PB PMII Minta Pemerintah Segera Selesaikan Masalah Sanksi WADA

Karena sudah menyebar kemana-mana, Aksara Aram ini pun turunannya menjadi banyak, salah satunya turun menjadi Aksara Brahmi.

Aksara Brahmi adalah aksara yang dipakai di India pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari tahun 270 SM sampai tahun 232 SM.

Setelah itu, Aksara Brahmi berkembang lagi, terbagi menjadi dua, ada Aksara Brahmi India Utara yang bentuknya banyak sudut-sudutnya dan Aksara Brahmi India Selatan, yang bentuknya lebih bulat.

Baca Juga: Bertabur Pemain Bintang, Persis Solo Menang Tipis 2-1 dari Hizbul Wathan pada Pekan Keempat Liga 2 Indonesia

Akhirnya, Aksara Brahmi India Selatan ini yang menyebar ke Asia Tenggara, di antaranya ke Laos, Kamboja, Thailand dan juga menyebar ke beberapa kerajaan di Indonesia, Vietnam dan Filipina.

Kemudian ada beberapa teori yang mengatakan, kalau huruf Hangul Korea itu juga awalnya dari Aksara Brahmi ini. Tapi ini baru teori.

Salah satu ciri Aksara Brahmi ini adalah, ada beberapa huruf yang berbeda, padahal bunyinya sama.

Baca Juga: Di Depan Anang Hermansyah, Mbah Mijan Bongkar Tanpa Dukun Indonesia Bisa Hancur 'Modar Kabeh'

Kalau di aksorn atau Aksara Thailand, contohnya seperti huruf-huruf kho khai, kho kwaai, kho khuad, kho khon, kho rakhang, itu semua dibacanya kho, tapi penulisannya beda dan artinya pun berbeda.

Tabel sistem yang digunakan dalam Aksorn Thailand dan Aksara Jawa menggunakan Aksara Pallawa.

Aksara Pallawa ini juga berasal dari India, turunan dari Aksara Brahmi juga, dan Aksara Pallawa ini adalah aksara yang penting bagi kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.

Baca Juga: Denmark Open 2021: Indonesia Punya Pemain Baru selain Anthony Ginting, Jonatan Christie dan Shesar Rhustavito

Anda pasti mengingat hal ini, nama aksaranya Aksara Pallawa, nama bahasanya Bahasa Sanskerta.

Prasasti Mulawarman di Kutai, ditulis menggunakan Aksara Pallawa.

Prasasti Tarumanegara di Jawa Barat, ditulis menggunakan Aksara Pallawa.

Baca Juga: Gara-Gara Goyang Erotis di TikTok, Wanita Ini Meregang Nyawa, Dihabisi Suami Sendiri

Istilah Aksara Pallawa ini pertama kali dipakai oleh arkeolog dari Belanda, Nicolaas Johannes Krom, mengambil dari Dinasti Pallawa, dinasti yang pernah berkuasa di Selatan India pada abad ke 4 - 9 M.

Setelah itu, Aksara Pallawa ini bertransformasi menjadi yang disebut Aksara Pasca Pallawa, yang muncul di berbagai tempat di Asia Tenggara.

Di Indochina, Aksara Pasca Pallawa ini berkembang menjadi Aksara Khmer Kuno, cikal bakalnya Aksara Thai atau aksorn.

Baca Juga: Squid Game Serial Terpopuler Sepanjang Sejarah Netflix, Ini Faktanya

Di Pulau Jawa, Aksara Pasca Pallawa ini berkembang menjadi Aksara Kawi, atau disebut juga Aksara Jawa Kuno.

Yang cukup menghebohkan, waktu itu di Filipina, ditemukan prasasti yang terbuat dari lempeng tembaga yang ditulis menggunakan Aksara Kawi ini.

Selanjutnya, Aksara Kawi atau Aksara Jawa Kuno ini ada turunannya lagi, menjadi Aksara Bali, Aksara Sunda dan Aksara Jawa.

Baca Juga: Pasca Diperiksa 8 Jam, KPK Dikabarkan Temukan Tumpukan Uang Triliunan Di Rumah Anies Baswedan, Cek Faktanya

Jadi, kalau kita runut cepat, kedua aksara ini Aksara Jawa dan Aksara Thailand ini berasal dari Aksara Aram.

Aksara Aram turun, berkembang menjadi Aksara Brahmi, berkembang lagi turun menjadi Aksara Pallawa.

Dari sini mulai terbagi, ada Aksara Pasca Pallawa yang menyebar ke Indochina, yang kemudian menjadi Khmer Kuno, yang menjadi Aksorn atau cikal bakal Aksara Thai.

Baca Juga: Berikut Link Streaming One Piece Terbaru yang Sempat Ditunda, Hanya di iQIYI

Kemudian ada Aksara Pasca Pallawa yang menyebar ke Nusantara, berkembang menjadi Aksara Kawi atau Aksara Jawa Kuno, terus berkembang lagi menjadi Aksara Jawa.

Jadi, dari sini dapat dikatakan bahwa kebanyakan bahasa dan aksara di Asia itu awalnya dari India Selatan.

Dari Aksara Brahmi, berkembang menjadi Aksara Pallawa, terus Aksara Pasca Pallawanya menyebar kemana-mana.

Baca Juga: Nyawa Seperti Tak Ada Harganya, Wanita Berjilbab Ditembak Mati Tanpa Alasan, Cek Faktanya

Itulah mengapa Aksara Jawa dan Aksara Thailand bisa mirip.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: YouTube/@SepulangSekolah

Tags

Terkini

Terpopuler