Gus Fahrur menerangkan untuk menentukan awal bulan Ramadhan, PBNU melakukan metode hisab (perhitungan) yang dipegang dan metode rukyah (pemantauan hilal).
Keputusan Kemenag Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan PBNU pun bersepakat batasan hilal yang terpantau menjadi penentu awal bulan minimal 3 derajat.
Sementara itu, Muhammadiyah memakai hisab dan berpedoman bahwa ketinggian hilal tidak harus 2 derajat.
Menurut hasil penelusuran dan fakta-fakta tersebut, bisa disimpulkan kalau postingan video itu merupakan hoaks.
Sehingga berita terdapatnya agenda pengaturan perihal penetapan awal Ramadhan antara PBNU dan Kemenag adalah salah.
Disclaimer: artikel ini telah tayang dengan judul "Cek Fakta: NU dan Kemenag Disebut Kongkalikong Atur Ramadhan 2022 Hanya 29 Hari, Simak Faktanya."(Muhammad Rizky Rukhyana/Pikiran Rakyat)***