LAMONGAN TODAY - Kondisi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Serang yang dibanting oleh Brigadir NP saat berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang beberapa waktu lalu dikabarkan memburuk.
Akibatnya, mahasiswa korban kekerasan oknum polisi itu pun harus dilarikan ke Rumah Sakit Ciputra.
Pria berinisial MFA itu mengaku, pundak dan lehernya tidak dapat digerakan setelah dibanting Brigadir NP. Bahkan, dia mengalami nyeri kepala, muntah-muntah, hingga sulit bernafas.
Baca Juga: Covid-19 Bakal Kembali Melonjak pada Gelombang 3? Ini Langkah Pemerintah
Aksi itu menuai banyak respon dari berbagai kalangan yang melihatnya.
Menanggapi hal tersebut, Aktivis Kemerdekaan Papua Veronica Koman pun ikut angkat suara.
Veronica Koman mengungkapkan, tindakan represi oleh aparat kepolisian juga pernah dialami oleh mahasiswa Papua.
Baca Juga: Jabar Juarai PON XX Papua, DKI Jakarta Urutan Kedua, Berikut Daftar Lengkapnya
Menurut keterangan Veronica Koman, pernah ada mahasiswa Papua yang sudah setengah pingsan, namun masih diseret, ditendang, hingga dipukuli aparat kepolisian.
"Pernah nih, mahasiswa Papua udah setengah pingsan, malah diseret ditendang digebukin aparat," kata Veronica Koman, dikutip dari akun Twitter @VeronicaKoman pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Veronica mengatakan, setelah dibawa ke klinik Polda untuk mendapat perawatan, mahasiswa Papua tersebut justru ditangkap bersama dengan teman-temannya.
"Akhirnya dibawa ke klinik Polda bentar, trus disuruh gabung sama temen2nya yang lagi ditangkap," ujarnya.
Parahnya, dua hari pasca kejadian, mahasiswa Papua itu dilarikan ke rumah sakit karena tengkoraknya patah dan harus operasi saat itu juga.
Sebagaimana diberitakan Seputar Tangsel berjudul 'Kondisi Mahasiswa yang Dibanting Brigadir NP Memburuk, Veronica Koman: Mahasiswa Papua Diseret, Digebukin'.
"2 hari kemudian, dilarikan ke RS, ternyata tengkorak patah dan harus operasi saat itu juga," pungkasnya.***(Harumbi/Seputar Tangsel)