Keraton Yogyakarta: Sepenggal Kisah Kehidupan dan Budaya Keraton Yogyakarta

- 11 Januari 2021, 16:47 WIB
Kisah Tanah Jawa mengungkap kisah kehidupan dan budaya Keraton Yogyakarta. /Youtube /Kisah Tanah Jawa
Kisah Tanah Jawa mengungkap kisah kehidupan dan budaya Keraton Yogyakarta. /Youtube /Kisah Tanah Jawa /

Bagaimanapun juga, kita mendapatkan teknologi itu dari orang Belanda, kalau kita tidak belajar dari mereka, kita juga tidak mendapatkan apa-apa.

Jika mengambil positifnya memang dijajah pada era kolonial, itu memang berat dan pedih, tetapi pada hari ini kita bisa menemukan betapa besar peninggalannya.

Kalau kita melihat pada suatu bangunan kolonial, itu pada dasarnya arsiteknya atau insinyurnya memang orang Belanda, tetapi yang membangun ini kan nenek moyang kita.

Sehingga ini menjadi suatu warisan, pusaka, yang kita sebagai generasi penerus wajib merawatnya.

Baca Juga: 3 Weton dengan Rezeki 'Mancur' Nyaris Sempurna, Simak Penjelasannya di Bawah Ini

Kita bisa membaca tulisan latin, juga orang Belanda yang mengajari.

Ada dua versi mengenai kegunaan Bangsal Trajumas, yang pertama adalah untuk pengadilan darah dalem, dalam artian pengadilan untuk keluarga Sultan, jadi keluarga Sultan punya pengadilan sendiri.

Kemudian yang kedua untuk advisory atau penasihatan, ketika Sultan mempunyai kasus yang harus diputuskan atau beliau merasa tidak ahli dalam hal itu. Beliau akan mengundang semua orang yanv ahli dalam hal itu untuk bersidang di sini untuk memberikan opsi kepada Sultan, walaupun nanti kebijakan absolut ada di tangan Sultan.

Tempat ini sekarang untuk menyarekan gamelan sekati, dan yang satu gamelan yang sudah agak sepuh juga, kemudian ada Cempono atau kendaraan pengantin.

Masing-masing gamelan punya keunikan sendiri-sendiri. Misalnya Gamelan Sekati atau Gamelan Kyai Gunturmadu dan Kyai Nagawilaga digunakan untuk upacara Sekaten.

Halaman:

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: YouTube


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x