Waspada Bencana di Bulan Januari Februari, Ini Prediksi BMKG!

- 13 Desember 2020, 09:19 WIB
Ilustrasi Waspada Bencana di Bulan Januari Februari, Ini Prediksi BMKG!
Ilustrasi Waspada Bencana di Bulan Januari Februari, Ini Prediksi BMKG! /Humas BNPB

LAMONGAN TODAY - Masyarakat dihimbau mewaspadai bencana alam Januari hingga Februari 2021. BMKG  menyebutkan, intensitas musim hujan kembali naik pada awal Desember 2020.

BMKG memperkirakan, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan di bulan Januari dan Februari 2021. 

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 8 Desember 2020 lalu menyebutkan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level "moderat". 

Baca Juga: Di Situs pembiayaan.depkop.go.id, Semua Nama Penerima Bantuan UMKM se-Indonesia Rp2,4 Juta Ada

“Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari – Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021,” ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam siaran pers yang diterima Lamongan Today, Minggu, 13 Desember 2020. 

Herizal mengatakan, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga bulan April 2021.

Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga  sangat tinggi  atau lebih besar 300 mm per bulan pada bulan Desember 2020 – Januari 2021.

Baca Juga: Gratis! Cara Menambah Followers Instagram Tanpa Akun Palsu 2020, Simak Selengkapnya

Daerah-daerah yang dimaksud antara lain berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.

“Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada bulan Januari – Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia,” ujar Herizal.

Sedangkan melihat kejadian bencana hidrometeorologi, Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari 1 Januari hingga 11 Desember 2020 mencatat bencana banjir mengakibatkan sebanyak 795.563 rumah terendam, serta rumah rusak berat 7.224 unit, rusak sedang 3.479 dan rusak ringan 12.735. 

Baca Juga: Harga HP Samsung Terbaru 2020 Beserta Spesifikasinya, ada Galaxy A01 Core, Galaxy A01 dan Galaxy M11

Bencana hidrometeorologi juga berdampak pada jatuhnya korban meninggal 224 jiwa, hilang 26, luka-luka 271 dan mengungsi atau terdampak mencapai 4,19 juta.

Terkait dengan peristiwa bencana hidrometeorologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama, baik pemerintah dan masyarakat, dalam mencegah dan mengantisipasi dampak bencana yang mungkin terjadi. 

Dampak La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sehingga potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.

Baca Juga: Gratis! Cara Menambah Followers Instagram Tanpa Akun Palsu 2020, Simak Selengkapnya

Di samping itu, BMKG memprediksikan puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021. Sekali lagi, kondisi ini membutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan setiap individu, setiap anggota keluarga dan komunitas. 

Menyikapi potensi bencana ini, BNPB telah menyampaikan arahan kesiapsiagaan kepada seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh provinsi.

Tentu hal ini diteruskan hingga BPBD di tingkat kabupaten dan kota di seluruh Tanah Air. Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana.

Baca Juga: Harga HP RAM 8GB Ini Sudah Anjlok Turun Parah Jelang Akhir Tahun, Ada Vivo, Realme, Oppo, dan Xiaomi

Pada September 2020 lalu, BNPB  melalui Deputi Bidang Pencegahan Lilik Kurniawan memberikan arahan kepada pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota di daerah setempat. 

Ia berharap pemerintah daerah untuk melakukan monitoring terhadap informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui beberapa situs dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta BNPB.  

“Melakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang berisiko tinggi,” ujar Lilik melalui surat yang dikirimkan kepada 27 kepala pelaksana badan penanggulangan bencana di tingkat provinsi pada Rabu, 23 September 2020 lalu.

Baca Juga: Kemenag Cairkan BSU Guru Honorer Rp1,8 Juta, Cek Namamu Segera Di Sini

Langkah selanjutnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait potensi pencegahan banjir, banjir bandang dan tanah longsor dengan media elektronik dan media sosial, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Masih dalam situasi pandemi, BPBD dapat menyiapkan dan mensosialisasikan tempat evakuasi yang berbeda antara masyarakat yang sehat dengan terkonfirmasi positif Covid-19.

"Melaksanakan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan dan peraturan lain yang telah dikeluarkan pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19 seperti jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” kata Lilik.

Baca Juga: Pantau Rekeningmu, Bantuan 'Basah' Ini Dikucurkan Pemerintah Bulan Ini, Jangan Sampai Bobol

Kemudian, arahan selanjutnya yaitu mengaktivasi rencana kontinjensi menjadi rencana operasi dan dimutakhirkan dengan situasi terkini serta pengaktifan pos komando (posko) penanganan darurat bencana. 

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkup keluarga. Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis secara sederhana potensi bahaya yang ada di sekitar.

Melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, InaRISK personal, kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita. 

Baca Juga: HP Samsung Edisi M Series Anjlok Harganya: Ada Sasmung M10, M11, M21, M30, Cek Selengkapnya

Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana.

Apabila di tengah genangan air, pastikan langkah evakuasi secara tepat dan aman. Kenali lingkungan dengan baik, misal hindari saluran air di sekitar rumah atau saat evakuasi.

Masyarakat dituntut untuk lebih waspada apabila melakukan langkah evakuasi atau mengungsi untuk sementara waktu. Protokol kesehatan harus diterapkan dengan baik sehingga tidak ada bahaya lain yang justru bisa berdampak lebih buruk. 

Baca Juga: Masyarakat Tak Perlu Daftar untuk Memperoleh Bantuan Rp3,5 Juta, Cukup Lakukan Ini

BNPB mencatat total jumlah kejadian bencana per 11 Desember 2020 mencapai 2.779 kejadian. Dari jumlah tersebut, bencana hidrometeorologi dominan dibandingkan jenis bencana lain.

 Tercatat bencana banjir mencapai 1.015 kejadian, disusul angin puting beliung 842, tanah longsor 535 dan kekeringan 29. Bencana masih berpotensi terjadi mengingat saat ini masih berlangsung musim hujan yang dipengaruhi fenomena La Nina***



Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: BNPB


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x