Materi Khutbah Jumat Terbaru Jumat 23 Oktober 2020, Tema Kebaikan

- 23 Oktober 2020, 11:17 WIB
Ilustrasi Masjid umat Islam.
Ilustrasi Masjid umat Islam. /Pixabay

Demikian halnya para sahabat, tabi’in, dan tabiut tabi’in yang mengikuti mereka (para Nabi), tidak ada kebaikan dalam Islam melainkan akan mereka tunjukkan kepada kita, dan tidaklah ada keburukan kecuali pasti akan mereka tutup pintunya untuk kita. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berakata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya sebagian manusia menjadi kunci kebaikan dan penutup keburukan, maka beruntunglah bagi siapa saja yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan berada di kedua tangannya, dan celakalah bagi siapa saja yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan berada di kedua tangannya” (HR. Ibnu Majah no. 237)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى خَزَائِنَ لِلْخَيْرِ وَالشَّرِّ مَفَاتِيحُهَا الرِّجَالُ فَطُوبَى لِمَنْ كَانَ مِفْتَاحًا لِلْخَيْرِ مِغْلاقًا لِلشَّرِّ وَوَيْلا لِمَنْ جَعَلَهُ مِغْلاقًا لِلْخَيْرِ مِفْتَاحًا لِلشَّرِّ

“Sesungguhnya Allah memiliki peti-peti kebaikan dan keburukan, kunci-kuncinya adalah manusia. Maka beruntunglah orang yang memegang kunci untuk membuka kebaikan dan menutup keburukan dan celakalah orang yang memegang kunci untuk menutup kebaikan dan membuka keburukan.” (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: Tak Terima Kotanya Dirusak Warga Luar, Risma Ngamuk Besar Kepada Demonstran

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mengenali kunci-kunci pintu kebaikan merupakan perkara yang wajib, bukan sunnah.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, Allah menjadikan kunci-kunci daripada setiap kebaikan yang dicari. Seperti, shalat kuncinya adalah bersuci, berhaji kuncinya adalah ihram, kebaikan kuncinya adalah jujur, Surga kuncinya adalah tauhid, ilmu kuncinya adalah bertanya dengan baik.

Kemenangan kuncinya adalah sabar, tambahnya nikmat kuncinya adalah syukur, menjadi wali Allah kuncinya adalah memiliki mahabbah, keberuntungan kuncinya adalah takwa, doa mustajab kuncinya adalah doa yang khusyuk, kecintaan terhadap kampung akhirat kuncinya adalah zuhud terhadap dunia.

Baca Juga: Kabar Gembira, Angka Kesembuhan Covid-19 Di Daerah Ini Di Atas Rata-rata Nasional

Hidupnya hati kuncinya adalah mentadaburi al-Quran, rezeki kuncinya adalah berusaha disertai memperbanyak istighfar, kemuliaan hidup kuncinya adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mempersiapkan diri menghadapi akhirat kuncinya adalah meninggalkan angan-angan. Demikian pula Allah telah menjadikan segala macam keburukan memiliki kuncinya.

Seperti, segala dosa kuncinya adalah khamr, zina kuncinya adalah kekayaan, kekufuran kuncinya adalah maksiat, kemunafikan kuncinya adalah dusta, kebakhilan kuncinya adalah kekikiran, kebid’ahan dan kesesatan kuncinya adalah menolak sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Maka marilah kita semua menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan seutama-utamanya kebaikan adalah tauhid. Allah berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِه وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاءُ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ، وَشِرَارُ عِبَادِ اللَّهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ.

“Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain mengingat Allah saat melihat mereka. Dan seburuk-buruk hamba Allah adalah mereka yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah, yang menyebabkan perpisahan di antara orang-orang yang saling mencintai, yang berusaha mendatangkan kesulitan kepada orang-orang yang tidak bersalah.” (HR. Ahmad dan Al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad)

Baca Juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Pecah Di Mana-Mana, Megawati Minta Kader PDIP Waspada

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Amalan yang dapat menjadi kunci pembuka pintu kebaikan dan menutup pintu keburukan banyak sekali jumlahnya. Di antara yang mudah untuk kita praktikkan antara lain:

Amalan Pertama: Mengajarkan dan Menyebarkan Ilmu

Orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, secara tidak langsung ia telah menjadi kunci dari pintu-pintu kebaikan.

Mengajarkan ilmu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya mengajari langsung seseorang yang belum mengerti ilmu Islam, menyelenggarakan majelis ilmu dan kajian Islam, menyelenggarakan kegiatan dakwah ke pelosok negeri yang masih sulit dijangkau oleh ilmu, menyelenggarakan lembaga pendidikan agama, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pengungsi Berpotensi Terpapar Corona

Menyebarkan ilmu dapat dilakukan dengan lisan secara langsung atau melalui tulisan di media masa atau di website dakwah, atau bisa juga berbentuk video. Ini semua adalah amalan yang membuka pintu kebaikan.

Maka, orang yang menyebarkan ilmu ialah orang yang membuka pintu-pintu kebaikan dan menutup rapat-rapat pintu keburukan.

Oleh karenanya ajarkanlah ilmu kepada manusia agar mendapatkan pahala sebagaimana mereka yang melaksanakan ilmu tersebut. Allah berfirman:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)

Baca Juga: Meskipun Didemo Besar-Besaran Tolak UU Cipta Kerja, Ngabalin: Kita Harus Cerahkan Masyarakat

Halaman:

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: Dakwah.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x