Partai Demokrat Diduga Hendak Diambil Alih Paksa, AHY Kirim Surat ke Jokowi Soal Keterlibatan Pejabat Negara

- 1 Februari 2021, 17:59 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bongkar ada gerakan politk upaya untuk pengambilalihan Partai Demokrat secara paksa.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bongkar ada gerakan politk upaya untuk pengambilalihan Partai Demokrat secara paksa. /Dok/ tangkap layar YouTube @Agus Yudhoyono/

Baca Juga: Chelsea Petik Kemenangan Perdana Era Kepelatihan Thomas Tuchel saat Bungkam Burnley 2-0

Partai Demokrat mengharapkan semua itu tidak benar. Namun, kesaksian dan testimoni para kader Partai Demokrat yang dihubungi dan diajak berdiskusi oleh para pelaku gerakan itu, memang mengatakan hal-hal itu.

Sebenarnya, AHY meengatakan pihaknya telah mencium pertanda tersebut, mulai satu bulan yang lalu. Pada awalnya, pihaknya menganggap permasalahan ini hanya masalah kecil saja, persoalan internal semata.

"Tetapi sejak adanya laporan keterlibatan pihak eksternal dari lingkar kekuasaan, yang masuk secara beruntun pada minggu yang lalu, makankami melakukan penyelidikan secara mendalam," ucap dia.

Baca Juga: Khofifah Dorong Percepatan Vaksinasi Nakes agar Masyarakat segera Mendapatkan Vaksinasi

Dengan sedang berjalannya gerakan untuk mengambil alih dengan "paksa" kepemimpinan Partai Demokrat itu, Partai Demokrat pasti akan menjaga kedaulatan dan kehormatannya.

"Kami yakin, tidak ada satu pun pemimpin partai politik yang rela diambil alih kekuasaannya secara inkonstitusional, oleh pihak manapun," ujarnya.

Akan tetapi, sebagai usaha melindungi kedaulatannya, AHY memastikan akan menggunakan jalur dengan berlandaskan konstitusi dan undang-undang, pranata hukum serta ikhtiar politik, yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan, moral dan etika.

Baca Juga: Pemkab Banjarnegara Tutup Objek Wisata Candi Arjuna di Dieng Selama PPKM

"Tentu kami akan bersikap tegas. Namun, Insyaallah, Partai Demokrat akan tetap konsisten menggunakan cara-cara yang damai dan berkeadaban, bukan kekerasan dan kegaduhan sosial, yang mungkin saja akan mengganggu situasi nasional, yang tengah menghadapi tantangan pandemik Covid-19 dan krisis ekonomi dewasa ini," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x