Partai Demokrat Diduga Hendak Diambil Alih Paksa, AHY Kirim Surat ke Jokowi Soal Keterlibatan Pejabat Negara

- 1 Februari 2021, 17:59 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bongkar ada gerakan politk upaya untuk pengambilalihan Partai Demokrat secara paksa.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bongkar ada gerakan politk upaya untuk pengambilalihan Partai Demokrat secara paksa. /Dok/ tangkap layar YouTube @Agus Yudhoyono/

Gabungan dari pelaku kegiatan tersebut terdiri dari 5 orang, 1 kader Demokrat aktif, satu kader yang telah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang telah 9 tahun diberhentikan secara tidak hormat dari partai, sebab menjalani hukuman karena korupsi.

"Dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu. Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konformasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo," ungkap dia.

Baca Juga: Persaingan Semakin Kompetitif, Wapres: Kapasitas SDM Harus Ditingkatkan untuk Dapat Bersaing Secara Global

AHY menyebutkan para pimpinan dan kader Demokrat yang melaporkan gerakan itu, mereka merasa tidak nyaman dan bahkan menolak saat dihubungi dan diajak untuk mengganti Ketum Partai Demokrat.

Ajakan dan permintaan dukungan untuk melakukan pergantian "dengan paksa" Ketum PD itu, dijalankan baik lewat telepon ataupun pertemuan langsung.

"Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2004," ujar AHY.

Baca Juga: Dimasukkan Daftar Blacklist Era Pemerintahan Trump, Xiaomi Sebut Gugatan Hukum ke AS Lindungi Nilai Saham

Konsep dan rencana yang digunakan para pelaku untuk mengganti secara paksa Ketum PD yang sah, yaitu dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).

Para pelaku merasa yakin gerakan tersebut pasti berhasil, sebab mereka mengaku sudah menerima dukungan dari beberapa petinggi negara yang lain.

"Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati dan juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat," kata AHY.

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x