Perlindungan dan Perhatian Terhadap Anak Harus Terus Ditingkatkan pada masa pandemi Covid-19

- 1 Januari 2021, 11:13 WIB
Perlindungan dan perhatian terhadap anak perlu ditingkatkan selama pandemi. /Antara Foto /webinar ngobrol santai
Perlindungan dan perhatian terhadap anak perlu ditingkatkan selama pandemi. /Antara Foto /webinar ngobrol santai /
LAMONGAN TODAY – Berbagai bentuk perlindungan dan perhatian kepada anak harus terus ditingkatkan pada masa pandemi Covid-19 untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan serta asusila.
 
Hal itu disampaikan oleh beberapa perwakilan lembaga dan yayasan yang berfokus mengenai perlindungan anak dalam acara “Ngobrol Santai” secara online dengan tema “Kidung Harapan Menembus Batas Catatan Akhir Tahun Pelaksanaan Program Kemanusiaan Respon Covid-19 Bidang Perlindungan Anak,” di Semarang, Kamis 31 Desember 2020.
 
Salah seorang narasumber, Rizky Rahayu Setyawan yang merupakan seorang pembimbing di Balai Pemasyarakatan Cilacap mengungkapkan jumlah anak berhadapan dengan hukum (ABH) atau anak yang berbuat tindakan kriminal naik 10 persen daripada sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
 
 
“Anak bosan berada di rumah, mereka kemudian berkumpul dengan teman-temannya. Ada yang terjerumus melakukan pencurian karena disuruh oleh orang yang lebih dewasa dengan iming-iming imbalan tertentu, namun mayoritas mereka melakukan tindak asusila,” kata Rizky, sebagaimana dikutip Lamongan Today dari Antara, Jumat 1 Januari 2020.
 
Oleh sebab itu, menjadi tanggungjawab orang tua supaya anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah sebab bosan belajar online selama pandemi Covid-19.
 
 
Anak-anak yang terjerumus tersebut membutuhkan perlindungan supaya dapat kembali menjadi baik, namun bagi yang telah memiliki bakat dan niat, hukuman tersebut akan semakin menjadikan mereka lebih profesional.
 
Manajer Program Yayasan Setara, Yuli Sulistyanto mengatakan bahwa anak-anak rawan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
 
 
“Mereka kena dampak luar biasa bila kita tidak melakukan pencegahan lewat protokol kesehatan maupun pendidikan. Perlindungan efektif jadi pegangan kita agar anak-anak tetap sehat,” ujar Yuli.
 
Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan Setara mendapatkan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bappeda, Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan, Dinas Sosial Jateng, LPA Klaten dan Sahabat Kapas selalu mendampingi setiap program yang dikerjakan.
 
 
Pada proses 9 bulan atau sejak pandemi Covid-19 melanda, seluruh anak-anak di keluarga dan masyarakat memiliki dukungan psikososial, serta perlindungan anak sehingga Yayasan Setara berusaha membangun keterampilan anak-anak.
 
“Anak-anak yang ikut kelas webinar yang digelar Yayasan Setara, mereka mampu berkampanye pada sebayanya, dimana ada 92 konten kegiatan yang diikuti lebih dari 32.765 peserta. Isinya konten tentang kecakapan hidup, layanan pengasuhan dan lainnya,” kata Yuli.
 
 
Untuk menanggapi kasus kekerasan terhadap anak selama pandemi Covid-19 di Jateng, Yayasan Setara membuat aplikasi Pemetaan Kelompok Rentan Anak dan Perempuan.
 
“Kami merekomendasikan agar aplikasi itu dikembangkan oleh dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Jateng dan Pemprov Jateng mendorong pemerintah Kabupaten/Kota juga menggunakan aplikasi pendataan tersebut karena aplikasi itu simpel, bisa dilakukan hingga tingkat kelurahan dan desa,” ujar Yuli.
 
Disisi lain, Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa dan Bali, Arie Rukmanara menjelaskan pandemi sesuatu yang dapat berulang.
 
 
“Kita punya referensi dengan menulis buku, menulis berita dan merawat anak-anaknya. Kata-kata di dalam buku itu menunjukkan bahwa masker bahan yang melindungi kita dari virus. Masker juga menurunkan polusi yang terhisap kita, menjaga jarak juga melindungi anak-anak dari virus dan juga menjaga privasi. Fisik anak-anak akan berbeda,” pungkas Arie.***

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x