Amerika Tuduh Perang Partai Komunis China Ancam Kebebasan Beragama, PBNU Ancam Lakukan Ini

30 Oktober 2020, 00:16 WIB
Bendera Amerika Serikat (AS) . //Pixabay/DWilliams/

 

LAMONGAN TODAY -- Indonesia mendapat kunjungan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Pompeo akhirnya mendarat di Tanah Air pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Presiden Joko Widodo langsung menyambut, Menlu AS Mike Pompeo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Megawati Pertanyakan Kontribusi Milenial di Tanah Air, Sosok Ini Kaitkan Sumbangsih Gibran dan Bobby

Tak hanya Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi, Menlu AS Mike Pompeo bertemu dengan perwakilan Nahdlatul Ulama.

Pertemuan tersebut berlangsung di Jakarta, pada Kamis, 29 Oktober 2020 dengan Gerakan Pemuda Ansor.

Menlu AS Mike Pompeo menyinggung ihwal sikap Tiongkok pada Komunitas Muslim Uighur di Xinjiang dan menyebutnya sebagai ancaman bagi umat beragama.

Baca Juga: Link Live Streaming AC  Milan vs Sparta Praha, Ini Prediksi Pemainnya

"Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama adalah perang Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang dari umat manapun, Muslim, Buddha, Kristen, juga praktisi Falun Gong," kata Mike Pompeo.

Dilaporkan, pernyataan Menlu AS Mike Pompeo ihwal Komunitas Muslim Uighur bukan yang pertama, mengingat isu Komunitas Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok menjadi salah satu poin dalam konflik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, lebih lanjut akhir-akhir ini memanas dengan sejumlah isu lain.

Atas tuduhan yang disampaikan tersebut, Tiongkok menyatakan bahwa negeri Paman Sam Amerika Serikat tidak berhak mencampuri urusan internalnya.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Where Is The Love?’- The Black Eyed Peas yang Viral di TikTok

Dilaporkan, Tiongkok acap kali berkilah bahwa kamp yang dibangun di Xinjiang bukan merupakan kamp penahanan, namun kamp pelatihan guna mencegah terorisme dan pengentasan kemiskinan.

Selain itu, Menlu AS Mike Pompeo menilai bahwa apa yang telah dilakukan Tiongkok pada Komunitas Muslim Uighur ihwal diberikannya daging babi kala bulan Ramadhan tidaklah dibenarkan.

"Namun Anda dan kita semua tahu bahwa tidak ada pembenaran atas pemberantasan terorisme dengan membuat Muslim Uighur memakan daging babi pada bulan Ramadhan, atau menghancurkan sebuah pemakaman Muslim," katanya.

Baca Juga: LAPAN Bocorkan Fenomena Bulan Purnama Biru Mikro, Catat Waktunya

Selain itu, ditambahkannya bahwa tak ada pembenaran terkait pengurangan kemiskinan dengan memaksa sterilisasi.

"Tidak ada pembenaran atas pengurangan kemiskinan dengan memaksa sterilisasi atau mengambil anak-anak dari orang tua mereka untuk diajar kembali di sekolah asrama yang dijalankan oleh negara," kata Menlu AS, Mike Pompeo.

Sementara itu, menanggapi pemaparan Menlu AS Mike Pompeo tersebut, Yahya Cholil Staquf, Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menilai bahwa informasi terkait isu Muslim di Xinjiang, Tiongkok saat ini menjadi kabur, lantaran adanya bias di tengah konflik kedua negara yang tengah berseteru itu.

Baca Juga: Epidemiolog Unpad Bicara Soal Kapan Covid-19 Berakhir, Simak Paparannya

"Yang kita butuhkan sekarang adalah akses terhadap informasi yang faktual, dan kami menuntut semua pihak, Amerika maupun China, untuk jujur dalam hal ini [...] karena keadaannya saat ini jika mengecam China maka dianggap anti Amerika, juga sebaliknya," ucapnya.

Sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat dengan judul: "Menlu AS Singgung Kekejaman Tiongkok, PBNU: Kami Menuntut Amerika Maupun China untuk Jujur", Lebih lanjut, dikatakannya bahwa sikap Nahdlatul Ulama ihwal isu Komunitas Muslim Uighur masih belum final.

Organisasi Masyarakat Islam terbesar di Tanah Air itu dikatakannya masih mendalami kebenarannya dengan menunggu informasi yang tepat sehingga tidak masuk ke dalam situasi bias tersebut.

Baca Juga: Terlaris! 4 HP Harga Mulai Rp 2 Jutaan, Prosesornya Snapdragon 712, Spesifikasi Dewa Anti Lemot!

"Tetapi jelas, jika memang benar terjadi pelanggaran hak asasi (Komunitas Muslim Uighur di Xinjiang), kami tidak akan tinggal diam sebagaimana selama ini kami tidak tinggal diam terhadap nasib rakyat Palestina," katanya.

Untuk diketahui, saat ini Tiongkok serta Amerika Serikat tengah berseteru.*(Irwan Suherman/Pikiran Rakyat)

Editor: Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler