Ramai Isu Kudeta Pimpinan Partai Demokrat, Ketua DPD PD Se-Indonesia Kompak Minta Kader Pengkhianat Dipecat

25 Februari 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi bendera Partai Demokrat. /Antara/

LAMONGAN TODAY - Seluruh Ketua DPD Partai Demokrat yang berjumlah 34 orang se-Indonesia serempak meminta DPP dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono memecat beberapa kader yang berusaha merebut kepemimpinan Partai Demokrat, bekerjasama dengan pihak eksternal.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ni’matullah melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu, menyebutkan seruan tersebut disampaikan dengan serentak lewat deklarasi pernyataan bersama ketua DPD Demokrat.

"Bertekad untuk melawan para pelaku gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, termasuk meminta DPP untuk melakukan pemecatan terhadap kader yang berkhianat,” kata Ni’matullah didampingi seluruh ketua DPD, seperti dikutip Lamongan Today dari Antara, Kamis 25 Februari 2021.

Baca Juga: Beri Timnya Kemenangan, Tuchel Puji Sikap Profesionalisme Giroud Setelah Jadi Pahlawan Chelsea

Poin kedua yang disampaikan lanjut dia yaitu setia dan tunduk patuh dengan konstitusi Partai Demokrat, yang sudah menetapkan Ketua Umum AHY sebagai ketua umum yang sah berdasarkan hasil kongres V Partai Demokrat serta memperoleh pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.

Poin ketiga berbunyi, bertekad untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat yang tengah bangkit dan diterima publik sebagai partai yang selalu memperjuangkan harapan rakyat.

Deklarasi para ketua DPD tersebut sekaligus menggagalkan usaha melakukan kongres luar biasa atau KLB. Pada AD/ART PD, KLB hanya dapat dilakukan antara lain dengan persetujuan dua per tiga dari jumlah ketua DPD sebagai pemilik suara.

Baca Juga: Buruan Daftar! LTMPT Ingatkan Siswa Batas Akhir Daftar SNMPTN Rabu Sore Ini

Para ketua DPD Partai Demokrat tersebut berkumpul mendengarkan paparan dan arahan dari Ketua Umum AHY serta dari Ketua Majelis Tinggi Partai SBY.

Pertemuan diselenggarakan menggunakan prosedur kesehatan yang ketat, termasuk mensyaratkan semua peserta negatif COVID-19 dengan membawa hasil PCR swab test yang sah, memakai masker dan menjaga jarak.

Pada penuturannya, Ketum AHY memaparkan kronologi upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan DPP PD yang ternyata telah dimulai sejak awal Januari 2021.

Baca Juga: Jennie BLACKPINK dan G-Dragon BIGBANG Dikabarkan Berkencan, YG Entertainment: Kami Tidak Dapat Mengonfirmasi

Beberapa kader dan mantan kader yang berkhianat membujuk para Ketua DPD, DPC dan beberapa kader untuk bergabung menggulingkan kepemimpinan yang sah. Isu-isu yang mereka gunakan ternyata hoaks.

Kemenangan pada Pilkada 2020 yang melewati target, tren elektabilitas partai dan Ketum AHY yang terus naik dari berbagai survei, soliditas pengurus serta kader dari berbagai daerah menyangkal seluruh argumentasi yang dipakai untuk memecah belah partai.

Partai Demokrat juga memperoleh dukungan dari publik, media serta elemen-elemen masyarakat sipil.

Baca Juga: Pecahkan Kebuntuan, Gol Akrobatik Giroud Antar Chelsea Menangi Leg Pertama atas Atletico

Selanjutnya, survei-survei secara konsisten menunjukkan aktor eksternal yang mendalangi usaha pengambilalihan paksa tersebut mempunyai elektabilitas nol persen.

"Partai Demokrat is not for sale," kata Ketua Majelis Tinggi Partai Susilo Bambang Yudhoyono.

Pendiri Partai Demokrat tersebut mengapresiasi tindakan cepat dan tepat dari Ketum AHY serta jajaran pengurus partai. Namun ia mengingatkan gangguan dan serangan pasti akan terus terjadi, seiring makin meningkatnya elektabilitas dan dukungan publik bagi partai non pemerintah ini.

Baca Juga: Terkena Kasus Dugaan Video Asusila, Gabriella Larasati Diperiksa Lima Jam di Polres Jabar

Ketum AHY mengakhiri pertemuan dengan menginstruksikan semua jajaran pengurus dan kader untuk menguatkan soliditas serta melawan upaya-upaya kudeta kepemimpinan partai.

"Tunjukkan bahwa masalah yang sekarang PD hadapi ini merupakan ancaman serius terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia,” ujar AHY.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler