LAMONGAN TODAY - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih harus terus ditingkatkan agar dapat bersaing secara global.
Untuk meningkatkan kapasitas itu, lembaga pendidikan tinggi mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lulusan berkualitas.
"Upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM, agar dapat berkompetisi secara global, masih harus terus dipacu, dan lembaga pendidikan, termasuk kampus Universitas Pertamina, turut memikul tanggungjawab yang besar dalam upaya tersebut," kata Wapres, Ma'ruf Amin, seperti dikutip Lamongan Today dari Antara, Senin 1 Februari 2021.
Wapres menyayangkan tingkat produktivitas Indonesia masih kurang dibandingkan negara-negara lain di wilayah ASEAN.
Berdasarkan data Asian Productivity Organisation (APO) tahun 2020, peringkat produktivitas pekerja Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
"Sayangnya, ketika kita berbicara produktivitas, khususnya produktivitas tenaga kerja, kita bukan yang terbaik di ASEAN. Kita bahkan berada di bawah rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja enam negara ASEAN terbesar," katanya.
Wapres menyebutkan produktivitas setiap pekerja Indonesia sekitar 23.900 dolar AS, atau sama dengan selerlima dari tingkat produktivitas di Singapura yang mencapai 149.100 dolar AS setiap pekerja.
"Kita juga masih terpaut jauh dari Malaysia dengan produktivitas per pekerja sebesar 55.400 dolar AS, atau lebih dari dua kali lipatnya Indonesia," katanya.
Oleh sebab itu, Wapres meminta perguruan tinggi dan universitas agar ikut andil dalam meningkatkan kualitas SDM, di antaranya lewat pembinaan dan penerbitan riset yang berkualitas dan sesuai kebutuhan industri.
Baca Juga: Chelsea Petik Kemenangan Perdana Era Kepelatihan Thomas Tuchel saat Bungkam Burnley 2-0
Peningkatan kapasitas SDM adalah kunci untuk memenangkan persaingan global. SDM unggul yaitu manusia berkualitas yang sehat, cerdas, produktif dalam membuat sesuatu yang berguna, kompetitif, cinta tanah air dan berakhlak mulia.
"SDM unggul merupakan kunci, tidak saja dalam hal ketahanan energi, tetapi juga penting memenangkan persaingan global," pungkasnya.***