"Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus tersebut cukup signifikan," ujarnya dikutip dari Antara.
Sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara," katanya.
Baca Juga: Tekad Persebaya Surabaya Kalahkan Arema, Mental Skuat Bajol Ijo Dalam Kondisi Terbaik
"Bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," ujar Miming.
Ia menjelaskan fenomena angin kencang yang terjadi biasanya juga beriringan dengan adanya fenomena hujan es.
BMKG mengimbau hingga Maret-April mendatang, masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti hujan es, puting beliung (waterspout), hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Sebelumnya, fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin sore.
Fenomena hujan es juga dilaporkan terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk hingga Kediri.***