LAMONGAN TODAY - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena hujan es yang dilaporkan terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur.
Fenomena hujan es itu dipicu pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.
"Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin saat dikonfirmasi.
Baca Juga: Hujan Es Disertai Angin Kencang Landa Surabaya, Warga: Berserakan di Depan Rumah
"Sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," ujarnya, Senin.
Miming menjelaskan fenomena downdraft yang kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan kumulonimbus, terutama pada saat fase matang.
Hal itu, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar dalam sistem awan kumulonimbus tersebut.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Indonesia, BMKG: Terjadi Pada Masa Pancaroba
Kemudian turun hingga ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.