Hujan Es Landa Surabaya, Nganjuk, Madiun, Hingga Kediri, BMKG Beri Penjelasan

- 21 Februari 2022, 20:16 WIB
Cuplikan video terlihat hujan deras, angin kencang dan disusul dengan hujan es batu pada siang hari di beberapa kawasan Surabaya.
Cuplikan video terlihat hujan deras, angin kencang dan disusul dengan hujan es batu pada siang hari di beberapa kawasan Surabaya. /Tangkapan layar screenshoot./Twitter @ACTforHumanit

LAMONGAN TODAY - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena hujan es yang dilaporkan terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur.

Fenomena hujan es itu dipicu pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.

"Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin saat dikonfirmasi.

Baca Juga: Hujan Es Disertai Angin Kencang Landa Surabaya, Warga: Berserakan di Depan Rumah

"Sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," ujarnya, Senin.

Miming menjelaskan fenomena downdraft yang kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan kumulonimbus, terutama pada saat fase matang.

Hal itu, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar dalam sistem awan kumulonimbus tersebut.

Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Indonesia, BMKG: Terjadi Pada Masa Pancaroba

Kemudian turun hingga ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.

"Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus tersebut cukup signifikan," ujarnya dikutip dari Antara.

Sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara," katanya.

Baca Juga: Tekad Persebaya Surabaya Kalahkan Arema, Mental Skuat Bajol Ijo Dalam Kondisi Terbaik

"Bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," ujar Miming.

Ia menjelaskan fenomena angin kencang yang terjadi biasanya juga beriringan dengan adanya fenomena hujan es.

BMKG mengimbau hingga Maret-April mendatang, masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem, seperti hujan es, puting beliung (waterspout), hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Baca Juga: Profil Win Metawin Aktor Pemain Boys Over Fowers: Saudara, Pasangan, Pendidikan, Karya, dan Fakta Uniknya

Sebelumnya, ​​​​​​fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin sore.

Fenomena hujan es juga dilaporkan terjadi di wilayah Madiun, Nganjuk hingga Kediri.***

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah