BMKG: Ada Potensi Gempa Besar Berdampak Tsunami, Ini Daftar Daerah Rawan Jatim, Ada Tulungagung, Pacitan

- 13 Oktober 2021, 22:02 WIB
Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami /Yuni Astuti/Pexels

LAMONGAN TODAY - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak seluruh masyarakat yang tinggal ataupun beraktivitas di pesisir untuk mewaspadai potensi gempa besar.

Pasalnya, potensi gempa itu berdampak tsunami mengacu siklus 100 tahunan di wilayah selatan Jawa.

"Di wilayah pesisir Jawa Timur ini, ada potensi gempa besar magnitudo 8,7 yang bisa berdampak tsunami.”

Baca Juga: Haters Ayu Ting Ting Siap-Siap Dipanggil Polda, Segera Merapat ya!

"Dan ini merupakan siklus 100 tahunan yang harus kita waspadai," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang Ma'muri saat menyampaikan survei lokasi dan evakuasi di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.

Kendati masih bersifat prediksi, Ma'muri menekankan pada setiap pemerintah daerah yang memiliki kawasan pesisir selatan di Jatim untuk melakukan skenario dan tindakan mitigasi sejak dini.

Kabupaten Tulungagung, menjadi salah satu daerah yang disebutnya memiliki banyak kawasan pesisir yang bisa terdampak tsunami dengan ketinggian 24 meter.

Baca Juga: Daftar Gejala Stroke Wajib Diperhatikan, Ada Pusing, Sulit Berfikir, Hingga Sesak Nafas

"Itu potensi, bisa terjadi bisa enggak. Ketika kita tahu ada potensi maka kita bisa bersiap," katanya.

Dari hasil modeling, jika terjadi gempa bermagnitudo 8,7, maka bisa memicu gelombang tsunami setinggi 24 meter setelah 30 menit kegempaan.

Dalam upaya memitigasi potensi megabencana itulah BMKG proaktif melakukan sosialisasi lapangan ke daerah-daerah rawan tsunami.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 13 Oktober 2021: Aldebaran Marah, Iqbal Jebak dan Sekap Mama Rosa

Di Jawa Timur mulai Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi.

"Kami langsung turun lapangan guna melakukan verifikasi jalur evakuasi dan titik evakuasi akhir yang sudah ada di masing-masing daerah," ujarnya.

Hasilnya, lanjut dia, sejauh ini hampir semua daerah telah memiliki pemetaan dan sarana pendukung jalur evakuasi serta titik evakuasi dirasa sudah aman.

Baca Juga: Profil Shesar Hiren Rhustavito, Atlet Bulutangkis Penentu Kemenangan Indonesia 3-2 dari Thailand

"Kami ukur ketinggiannya ternyata sudah aman dari tsunami," katanya.

Selain jalur evakuasi, yang terpenting menurut Ma'muri adalah edukasi terhadap masyarakat saat terjadi tanda-tanda bencana.

Khusus untuk tsunami, masyarakat diharapkan mengingat rumus 20 20 20.

Baca Juga: Pecahkan Rekor! The International 10 Kejuaraan Dota 2 dengan Hadiah Terbesar di Esports, Capai Rp580 Miliar

Rumus ini berarti, jika terjadi gempa lebih dari 20 detik, warga punya waktu 20 menit untuk mengungsi ke tempat dengan ketinggian di atas 20 meter.

"Edukasi 20 20 20 tepat, tapi yang terpenting harus secara kontinyu (berkelanjutan), sebab terjadinya kapan kita tidak tahu," katanya.

Menurut catatan sejarah, pada 1818 pernah terjadi tsunami di selatan Jawa Timur. Ma'muri menyebut gempa di pesisir selatan Jawa Timur merupakan siklus 100 tahunan yang harus diwaspadai.

Baca Juga: Donal Trump Akibatkan Krisis Keuangan Selama Satu Dekade Jadi Inspirasi Squid Game

"Ilmuwan mengatakan itu siklus 100 tahunan, tapi belum tentu pas 100 tahun. Belum ada yang tahu kapan itu terjadi, tapi harus diwaspadai bersama," tandasnya.

Kabupaten Tulungagung sendiri memiliki garis pantai dengan bentang sepanjang kurang-lebih 64 kilometer.

Ada sekitar 14 titik pantai yang sudah teridentifikasi, enam di antaranya merupakan pantai yang terdapat hunian (pemukiman).

Baca Juga: Netflix Nyatakan Squid Game Paling 'Cetar Membahana' dengan Penonton Terbanyak yang Pernah Dirilisnya

Enam pantai berpenghuni itu adalah Pantai Sine, Sidem dan Klathak, Molang, Popoh, dan Pantai Gemah. Itu pantai-pantai yang banyak penduduknya," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo. ***

Editor: Nugroho

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x