Perang Armenia-Azerbaijan Meletus, 4.000 Nyawa Telah Melayang, Hujan Rudal dan Roket Terus-Menerus

- 12 Oktober 2020, 19:05 WIB
 Wilayah Armenia-Azerbaijan.
Wilayah Armenia-Azerbaijan. /Google Maps/

LAMONGAN TODAY -- Perang Armenia-Azerbaijan kembali meletus dan telH berlangsung lebih dari dua pekan.

Pasukan Angkatan Bersenjata Armenia maupun Azerbaijan sama-sama terus melancarkan ke sejumlah titik di panggung pertempuran Nagorno-Karabakh (Artsakh).

Sejak kembali pecah pada 27 September 2020, Perang Armenia-Azerbaijan diyakini sudah merenggut 4 ribu nyawa dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Bocoran Drakor Terbaru Search, Krstyal dan Jang Dong Yoon Berseragam Tayang 17 Oktober

Catatan itu termasuk prajurit dan warga sipil Armenia dan Azerbaijan.

Menurut laporan dari Daily Sabah, ada ratusan tentara bayaran Turki yang juga ikut jadi korban tewas.

Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan belum ada tanda-tanda berhenti.

Baca Juga: Mengenal Lebih dekat Sosok 'Sasa' Nabila Syadza, Mahasiswa Kesehatan yang Viral karena Orasi-nya

Meskipun, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah negara telah mendesak kedua negara untuk segera melakukan perundingan gencatan senjata.

Ada empat aktor utama yang paling bertanggung jawab atas pecahnya kembali Perang Armenia-Azerbaijan.

Nama pertama sudah tentu Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan.

Baca Juga: Daftar Harga Hape Realme 12 Oktober 2020, Ada Realme 3, Realme C15, Realme 5, Cek Sebelum Membeli

Dalam laporan Azertag.az yang dikutip VIVA dari Warta Ekonomi, Militer Pashinyan adalah sosok yang dikabarkan merestui tindakan provokasi pasukan Armenia pada 27 September 2020 lalu.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim, pasukan Armenia lebih dulu menembaki posisi tentaranya di sejumlah wilayah di Nagorno-Karabakh.

"Unit militer Angkatan Bersenjata Armenia melanggar gencatan senjata 34 kali sepanjang hari di berbagai wilayah garis depan, menggunakan senapan mesin kaliber besar dan senapan sniper," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Baca Juga: PDIP Tuding Demokrat Berpolitik Basi, Tak Ingatkah Drama Puan Maharani Menagis di Sidang Paripurna

Selain Pashinyan, ada pula Presiden Republik Artsakh (Nagorno-Karabakh), Arayik Harutyunyan, yang sepenuhnya memegang kendali atas Pasukan Pertahanan Artsakh.

Haturyunyan dan pasukannya dianggap sebagai tentara bayaran atau kelompok pemberontak, yang sepenuhnya didukung oleh Armenia.

Selama pertempuran, Haturyunyan dikabarkan menderita luka parah akibat serangan roket dan rudal pasukan Azerbaijan.

Baca Juga: Fakta Kemunculan Fenomena Lintang Kemukus di Langit Jawa, Berkisah Tentang Keris Kiai Hingga Kiamat

Kabar yang menyebut bahwa pria 46 tahun itu sekarat dikonfirmasi oleh asisten Presiden Azeraijan, Hikmat Hajiyev.

"Yang pertama, Arayik Harityunyan, Anda tidak berada di garis depan pertempuran. Anda bersembunyi di bunker. Tetapi, Angkatan Bersenjata Azerbaijan menghantam Anda di tempat Anda bersembunyi. Setelah serangan rudal, Arayik Harutyunyan terluka parah," ujar Hajiyev.

Dari kubu Azerbaijan, Ilham Aliyev juga memegang peran utama dalam meletusnya perang.

Baca Juga: Akses Listrik di Jawa Barat Belum Merata, Jabar Caang Diharapkan Jadi Solusi

Presiden Azerbaijan ini memastikan akan terus melancarkan serangan untuk memebebaskan Nagorno-Karabakh, yang secara de jure adalah teritorial resmi Azrbaikan.

"Pasukan Armenia tidak bisa memasuki Azerbaijan dalam satu sentimeter tanah dan tidak akan pernah bisa melakukan ini. Jika kita mau, kita bisa mengendalikan sebagian besar tanah di wilayah Armenia hari ini. Tapi kami tidak punya tujuan seperti itu," tegas Aliyev dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency.

Nama terakhir sudah tentu adalah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Baca Juga: OPPO Reno 4 F Gratis Mau? Cek Syaratnya Disini

Solidaritas Turki terhadap Azerbaijan dinyatakan Erdogan sejak awal perang meletus.

Erdogan dituding Armenia dan sejumlah negara lain telah mengerahkan tentara bayaran untuk mendukung Azerbaijan. Meskipun, Erdogan kerap membantah tuduhan tersebut.

Erdogan memastikan dukungan Turki terhadap Azerbaijan dalam perang tidak akan berhenti, hingga seluruh pasukan Armenia angkat kaki dari Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Harga HP iPhone Oktober 2020 mulai Rp6 Jutaan sampai Rp22 Jutaan, Cek Selengkapnya

"Beberapa dari negara ini menargetkan kami, karena kami mengatakan yang sebenarnya. Jangan dilupakan bahwa negara-negara itu tidak ada, baik kemarin, dan juga besok. Tetapi dengan izin Allah, kami akan terus berada di tanah ini (Azerbaijan). Armenia tidak akan bisa mengesampingkan segalanya, dalam upaya penyelamatan dengan memfitnah Turki," kata Erdogan.** (Warta Ekonomi)

Editor: Nugroho

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x