Hore! Pelaku UMKM Dapat Pencairan Dana Kembali dari Kemenkop UKM 2021, Jumlahnya Mencapai Rp150,1 Triliun

- 15 Februari 2021, 10:50 WIB
Ilustrasi peserta BLT UMKM Rp2,4 juta.
Ilustrasi peserta BLT UMKM Rp2,4 juta. /ANTARAAbriawan/Abh

Baca Juga: Lirik Lagu 'Speechless' dari Naomi Scott, Ost Aladdin, Cover by Nathalie Holscher

Selain itu dana tersebut juga diberikan untuk sektor kesehatan sejumlah Rp104,7 triliun yang digunakan untuk program vaksinasi, fasilitas medis dan infrastruktur, biaya klaim perawatan, insentif tenaga kesehatan dan santunan kematian, serta bantuan iuran BPJS untuk PBPU/BP.

Sementara itu, anggaran perlindungan sosial senilai Rp150,96 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), kartu sembako, kartu prakerja, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, bantuan sosial tunai bagi 10 juta KPM, subsidi kuota internet, dan diskon listrik.

Sebagai program prioritas, pemerintah mengalokasikan Rp141,36 triliun yang dianggarkan untuk mendukung sektor pariwisata, ketahanan pangan, pengembangan ICT, pinjaman ke daerah dan subsidi pinjaman daerah, stimulus padat karya K/L, kawasan industri, dan program prioritas lainnya.

Baca Juga: Hasil Sidang Kabinet Diputuskan BLT Subsidi Gaji 2021 Cukup Membantu, Bakal Dilanjutkan?

Melihat dari pemberian stimulus tersebut termasuk di sektor UMKM, artinya pemerintah menilai sektor tersebut sangat penting sebagai daya pengungkit pemulihan ekonomi nasional. Bayangkan, tenaga kerja yang bergantung pada sektor tersebut mencapai 116 juta tenaga kerja dan berkontribusi hingga 58 persen terhadap PDB. Wajar apabila dana PEN yang dianggarkan ke sana besar.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengilustrasikan bagaimana pentingnya sektor itu. “Jika separuh UMKM saja yang gulung tikar, maka dikhawatirkan akan berdampak besar bagi perekonomian nasional.”

Semua yang dilakukan kementerian tersebut untuk membantu pelaku usaha. Teten menjelaskan, program yang diusungnya. Pertama, pemberian perlindungan bagi UMKM. Kedua, memberikan pendampingan untuk adaptasi. Ketiga, inovasi berdasarkan pasar baru. Keempat, memulihkan demand sebab daya beli masyarakat yang semakin berkurang.

Baca Juga: Lirik Lagu '2002' dari Anne Marie, Cover by Harryan feat Yoonsoan, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa lndonesia

"Banyak yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan. Padahal sebelum pandemi, daya beli rumah tangga sangat baik bahkan menjadi penggerak perekonomian dengan persentase 57 persen," kata Teten dalam diskusi daring bertajuk 'Strategi UMKM Bangkit' di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: iNsulteng.com


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x