Khutbah Jumat Singkat: Anjuran Lemah Lembut Dalam Bersikap

- 6 Agustus 2021, 10:29 WIB
Ilustrasi: lemah lembut dalam bersikap.
Ilustrasi: lemah lembut dalam bersikap. /Pixabay/Bessi

Pantas saja, kalau Jalaluddin Rumi seorang penyair sufi dalam kitabnya “Matsnawi Ma'nawi” menuturkan kata bijak “Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam". Allah SWT menggambarkan kelembutan hati Rasulullah SAW dalam firman-Nya:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 

Artinya “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Surat At-Taubah ayat 128). Bahkan saking lembutnya hati Nabi SAW, Abu Hurairah RA berkata:

قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ

Artinya, "Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di masjid. Maka para sahabat ingin mengusirnya. Nabi SAW pun bersabda kepada mereka, “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air atau dengan setimba besar air.  Sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesusahan,” (HR Al-Bukhari) Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Hal senada di atas, dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda:


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Hal senada di atas, dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda:

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ 

Artinya, "Wahai Aisyah, sunguh Allah itu maha lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya” (HR Muslim) Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin, jilid III halaman 197 memaknai sikap lemah lembut dengan terkalahkannya potensi kemarahan terhadap bimbingan akal. Menurut Al-Ghazali, tumbuhnya sifat lemah lembut dalam diri manusia dapat diawali dengan melatih diri menahan amarah.

Bukan termasuk orang yang lemah lembut bila menghadapi seseorang dengan kemarahan tanpa sebab yang dibenarkan. Perlu dibedakan antara berlaku lemah lembut dengan tujuan membuat orang simpatik dan berlaku lembah lembut dengan maksud menjilat. Yang pertama ini dikenal dengan mudaroh yaitu berlaku lemah lembut agar membuat orang lain tertarik dan mendekati kita. Yang kedua dikenal dengan mudahanah yaitu berlaku lemah lembut dalam rangka menjilat dengan mengorbankan agama. Sikap yang kedua ini adalah sikap tercela sebagaimana yang Allah firmankan,

وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ

Artinya, "Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (Surat Al-Qalam ayat 9) Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Di dalam Kitab Bahjatun Nazhirin Juz 1 hal 683 disebutkan,

Baca Juga: Dapatkan Bantuan Rp2,55 Juta dengan Cairkan Insentif Kartu Prakerja, Simak Caranya

Betapa tingginya kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar dari Allah SWT. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi dirinya maka akan menjadi indah dalam pandangan manusia dan lebih dari itu dalam pandangan Allah SWT. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.”

Kelembutan hati adalah pintu kebaikan dan kunci persatuan bangsa. Pribadi manusia yang diliputi rahmat dan kasih sayang akan melihat orang lain dengan cinta kasih dan sayang pula, termasuk kepada musuh yang membencinya.

Kelembutan hati adalah pengikat persatuan dan perekat persaudaraan lintas etnis dan agama. Dalam asmaul husna Allah memiliki nama lain Al-Lathif (Maha Lemah-Lembut) yang mengajarkan kita untuk bersifat lemah lembut. Bahkan seluruh ritual ibadah yang kita lakukan adalah untuk menuntun hati manusia agar bersikap lemah lembut. Lemah lembut kepada Allah, lemah lembut kepada sesama manusia, dan lemah-lembut kepada seluruh makhluk. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang menegaskan :

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِـي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِـي السَّمَـاءِ

Artinya, “Orang-orang yang menyayangi orang lain, mereka disayangi oleh (Allâh) Yang Maha Penyayang. Maka sayangilah orang yang berada di bumi niscaya kalian disayangi oleh (Allâh) yang berada di langit (HR. Abu Dâwud).

Baca Juga: Bantuan yang Cair Bulan Ini: Ada Prakerja, BSU Guru, Bantuan UMKM, Simak Selengkapnya

Demikianlah ulasan khutbah ini disampaikan, semoga kelembutan hati yang kita ukir menjadi bagian penting dalam mencintai dan memperbaiki negeri yang kita cintai ini.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

Khutbah II

Halaman:

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x