Lawe menganggap keterangan dari Juru Pengalasan sudah cukup baginya.
Tanpa banyak bicara lagi, dia menuju logistik tempur pribadinya di barak lapangannya itu.
Di tatapnya sejumlah senjata pribadinya, sebelum memilih salah satunya.
Senjata yang nampak megah namun mengerikan. Sebuah tombak putih berlapis emas tinatah ukiran indah dengan baja yang terlihat mengkilap bagai disambar petir.
Dengan tombak itu jugalah dahulunya Lawe pernah memancing Sagara Winotan untuk mengikutinya, lalu secara tiba-tiba melompat balik ke arahnya.
Baca Juga: Donal Trump Akibatkan Krisis Keuangan Selama Satu Dekade Jadi Inspirasi Squid Game
Dihabisnya menteri Daha yang pernah menghina orang Madura itu di atas kereta tempurnya sendiri.
Setelah memantapkan hati, bahwa itulah senjatanya kali ini, Ranggalawe berjalan keluar, menuju sejumlah kuda miliknya, salah satunya adalah Andalusi, kuda yang pernah menggigit orang-orang Daha layaknya singa.
Namun bukan Andalusi yang dipilihnya, tetapi seekor kuda putih yang mampu bergerak layaknya angin, dan terjangannya mampu meremukkan tulang-tulang.