Asesmen Nasional vs Ujian Nasional, Berikut Penjelasan dari Ruang Guru

22 Januari 2021, 15:46 WIB
Asesmen Nasional vs. Ujian Nasional, Mana yang Lebih Baik? Inilah 7 Perbedaan Keduanya /Youtube IndonesiaBaikID/

LAMONGAN TODAY - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim resmi mengganti ujian nasional atau UN yang sudah kita kenal selama 10 tahun belakangan ini menjadi sesuatu yang baru.

Nadiem Makarim akan mengganti ujian nasional menjadi asesmen nasional di tahun 2021. Nadiem Makarim ingin tidak lagi ingin pendidikan Indonesia hanya mengevaluasi peserta didik secara individu, yang selama ini ujian nasional selalu menjadi sesuatu yang mengerikan dan menakutkan bagi para siswa.

Justru saat ini, Nadiem ingin fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, pengajaran juga layanan dan lingkungan pendidikan.

Baca Juga: Kapolri Baru Listyo Sigit Prabowo dan Bentuk Perlawanan Runtuhkan Politik Identitas

Maka kebijakan yang diambil adalah mengubah ujian nasional menjadi asesmen nasional. Jadi, apa itu asesmen nasional, bagaimana mekanisme penerapan asesmen nasional dan apa saja indikatornya?

Asesmen nasional ini tidak lagi mengevaluasi pencapaian peserta didik secara individu melalui ujian nasional seperti 10 tahun sebelumnya, yang hanya diperuntukkan bagi siswa kelas 6, kelas 9 dan kelas 12.

Tetapi, kali ini Nadiem Makarim ingin fokus mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang mencakup input, proses dan hasil.

Baca Juga: Istri Isa Bajaj Alami Pelecehan Seksual, Ini Fakta Mengejutkan tentang Pelaku

Tentunya melalui peningkatan kualitas pembelajaran, pengajaran serta lingkungan pendidikan. Akan ada 3 aspek yang diujikan dalam asesmen nasional 2021 ini.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), dimana melalui asesmen ini akan diukur pencapaian siswa di ranah kognitif seperti literasi dan numerasi.

2. Survei karakter. Karakter: profil pelajar Pancasila.

3. Survei lingkungan belajar. Iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.

Baca Juga: Indo Pride! Link Live Streaming M2 Mobile Legends World Championship Babak Playoff Dimulai

Apa itu literasi dan numerasi pada asesmen kompetensi minimum (AKM)?

Menurut National Institute for Literacy, seperti dikutip Lamongan Today dari Ruang Guru, Jumat 22 Januari 2021, literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis bahkan menghitung dan memecahkan masalah.

Menurut Unesco, literasi adalah hak setiap orang dan juga dasar yang harus dimiliki untuk belajar sepanjang hayatnya. Kemampuan literasi mampu memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, juga masyarakat.

Baca Juga: Review Singkat Film Stand by Me Doraemon 2: Nobita Menikahi Shizuka, Mirip Siapa Anaknya?

Jadi, dapat kita pahami bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan yang lebih dari sekedar membaca dan menulis, tetapi juga mendorong agar peserta didik mampu menganalisis dengan membaca situasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya, atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya dengan pemecahan masalah berdasarkan dari apa yang dipelajarinya.

Sedangkan numerasi, secara umum diartikan sebagai sebuah kecakapan dan pengetahuan seseorang dalam menggunakan berbagai macam angka, serta simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar.

Pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: 6 Drama Korea Terbaik yang Dibintangi Joo Won, Membuat Terkesima dan Jatuh Hati

Selain itu, dengan numerasi seseorang juga dapat menganalisis informasi yang ditampilkan dengan berbagai bentuk seperti tabel, grafik, bagan dan banyak lainnya.

Setelah mampu menganalisis, kemudian individu tersebut akan menggunakan interpretasi hasil analisisnya untuk memprediksi dan selanjutnya mengambil keputusan.

Bagian kedua yang diujikan dalam asesmen nasional adalah survei karakter. Penilaian dalam survei karakter, dirancang untuk mengukur capaian peserta didik berdasarkan hasil belajar sosial emosional, yang berupa pilar karakter untuk mencetak profil pelajar Pancasila.

Baca Juga: Beristri Dua namun Selalu Harmonis, Istri Kedua Azis Gagap Ternyata Bos Resto

Adapun 6 indikator pencapaian hasil belajar sosial emosional yaitu:

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

2. Berkebhinekaan global

3. Mandiri

4. Bergotong-royong

5. Bernalar kritis

6. Kreatif

Baca Juga: Bocoran True Beauty Episode 11: Rahasia Suho dan Jukyung Terbongkar, Berikut Kisahnya

Bagian ketiga yang diujikan dalam asesmen nasional ini adalah survei lingkungan belajar. Survei ini dugunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek-aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

Jadi, tidak hanya peserta didik saja yang akan dinilai, melainkan seluruh aspek yang mendukung pembelajaran juga.

Yang terakhir, jika ujian nasional itu hanya mengevaluasi capaian siswa saja di setiap tingkat akhir pada jenjang sekolah seperti kelas 6 SD, 9 SMP dan 12 SMA, asesmen nasional ini tidak lagi menitikberatkan pada evaluasi capaian siswa.

Baca Juga: Cerita Lengkap Boruto Chapter 54: Naruto Tergeletak Kaku, Akhir Perjalanan Hidup Naruto?

Oleh karena itu, asesmen nasional akan diterapkan untuk peserta didik yang berada di kelas 4 SD, 8 SMP dan 11 SMA.

Untuk itu, penting bagi anda untuk mulai belajar tidak hanya sekedar menjawab soal dan menghafalkan teori saja, melainkan mulai mempelajari konsep dasar pemikiran, sering membaca buku, sering melakukan observasi dalam kehidupan sehari-hari dan juga aktif berdiskusi dengan guru di sekolah, teman di sekolah, teman bermain, sekalipun keluarga di rumah.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Ruang Guru

Tags

Terkini

Terpopuler