Situasi Terkini Gunung Merapi, Ini yang Disiapkan Agar 'Zero Victim'

- 15 November 2020, 17:36 WIB
BNPB memastikan kesiapsiagaan penanganan potensi bahaya erupsi Gunung Merapi di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) 3.
BNPB memastikan kesiapsiagaan penanganan potensi bahaya erupsi Gunung Merapi di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) 3. /@BNPB_Indonesia/Twitter

LAMONGAN TODAY - Letusan Gunung Merapi mengancam masyarakat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kesiapan semua pihak khususnya desa paling rawan terdampak letusan. 

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, saat ini ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi. Namun juga pandemi Covid-19.

Menurut Lilik, BNPB dan lembaga kementerian lainnya sudah siap siaga terkait  ancaman bahaya Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Habib Rizieq Didenda Pemprov DKI Rp50 Juta, Menantu Sebut Dibayar ‘Cash’

Lebih lanjut, Lilik ingin memastikan bahwa pemerintah daerah telah melakukan kesiapsiagaan, khususnya di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Boyolali, Klaten dan Magelang. 

“Kami memastikan semua SOP (standard operating procedure) yang selama ini sudah berjalan dengan baik,”  ujar Lilik dalam siaran pers yang diterima Lamongan Today, Minggu 15 November 2020. 

Lilik mengatakan, mulai tahun 2010 lalu desa-desa sekeliling Gunung Merapi sudah melakukan desa tangguh bencana. 

Baca Juga: Terbaru! Update Harga HP Xiaomi Murah Mulai di Bawah 1 Juta Terbaru November 2020: Xiaomi Redmi 4A

Dari hasil diskusi dengan masyarakat lereng Gunung Merapi, mereka bisa menangani sejauh ini dan apabila membutuhkan bantuan, ini akan disampaikan. 

Terkait dengan bahaya Covid-19, Lilik berharap tidak ada kluster baru. Ia menyampaikan bahwa tempat pengungsian telah disekat dan menerapkan protokol kesehatan, seperti rapid test saat warga mulai masuk.

“BNPB akan mendukung swab antigen relawan-relawan yang akan bekerja melayani warga yang dievakuasi apabila terjadi letusan nanti,” ujar Lilik. 

Baca Juga: Daftar Harga HP Xiaomi di Bawah Rp1 Jutaan Terbaru Bulan November 2020, Simak Daftar Lengkapnya

Di samping itu, Lilik juga menyampaikan pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan moda komunikasi maupun peringatan dini dapat berjalan dengan baik, seperti sirine, radio komunikasi, jalur evakuasi atau alat tradisional kentongan. 

Dengan kesiapan yang telah dilakukan tersebut, ia berharap "zero victim" apabila nanti terjadi letusan. 

Sementara itu,  Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyampaikan bahwa tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak ada kenaikan yang signifikan.

Baca Juga: Sipnosis Ikatan Cinta Hari Ini Minggu 15 November 2020, Al Tersipu Melihat Andin

“Kondisinya stabil tetapi tinggi,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa guguran lava yang sudah agak jauh. Beberapa kali terjadi guguran di sisi barat dan barat laut. Guguran sempat terpantai dengan jangkauan beragam, 1 km, 2 km dan 3 km. 

“Ada desakan magma dari dalam sehingga terjadinya material di puncak tidak stabil. Saat ini lava yang gugur adalah material lama, sisa erupsi yang lama. Lava yang baru belum muncul,” kata Hanik. 

Baca Juga: Akses pembiayaan.depkop.go.id Untuk Mengetahui Semua Daftar Penerimaan Bantuan UMKM se-Indonesia

Perkembangan data per 14 November 2020, pukul 15.00 WIB, data warga kelompok rentan yang telah dievakuasi berjumlah 1.558 jiwa.

Jumlah warga dievakuasi terbesar di Kabupaten Magelang 814 jiwa, Klaten 307, Boyolali 253 dan Sleman 184. Hewan ternak yang telah dievakuasi berjumlah 3.066 jiwa, dengan rincian di Kabupaten Boyolali berjumlah 2.874 ekor, Klaten 113 dan Sleman 79.***



Editor: Nugroho

Sumber: BNPB


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x