Kuliahi Presiden Jokowi, Rizal Ramli: Penjajah Boleh Sedot Kekayaan, Tapi Dilarang Ganggu Agama

- 25 Oktober 2020, 19:25 WIB
Rizal Ramli bersama Karni Ilyas.*
Rizal Ramli bersama Karni Ilyas.* /Youtube @Karni Ilyas Club

LAMONGAN TODAY -- Pakar Ekonomi yang juga Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengaku sempat telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, Rizal Ramli mengaku sempat membuka diskusi dan memberikan kuliah selama 2 jam mengenai maraknya aksi demo di Istana Merdeka, Jakarta terkait aksi Tolak UU Cipta Kerja.

Lebih dari itu, Rizal Ramli menyebut, hal itu karena banyaknya orang-orang di lingkaran Istana atau disekitar Jokowi yang phobia terhadap Islam.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Teruel Minggu 25 Oktober 2020, Tayang di Trans 7

Bahkan, kata Rizal Ramli juga karena tak adanya penasihat ahli di bidang Antropologi dan Sosiologi.

"Akhirnya saya kasih kuliah Jokowi hampir 2 jam lebih. Saya jelaskan mas (Jokowi) tahu nggak kenapa Inggris bisa berkuasa ratusan tahun di seluruh negara Asia Afrika, karena dia punya penasihat Ahli Antropologi yang tinggal belasan tahun di Afrika," kata Rizal kepada Jokowi sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club yang diunggah 23 Oktober 2020.

Begitu orang Afrika ini memuji dewanya yang kalau malam seperti orang mabuk. "Tapi dia (antropolog) nggak berani komentar, ini tidak benar, ini irasional,"

Baca Juga: Ngobrol Dalang Demo Bareng Presiden Jokowi, Rizal Ramli: SBY Danai Rp100 Miliar Pendemo Itu Bohong

"Karena dia tahu, dia pasti mati. Nah pengalaman antropolog ini, dijadikan nasihat kepada berbagai perdana menteri di Inggris,"

"Satu kamu boleh menjajah, boleh nyedot harta kekayaan di negara berkembang, tetapi tidak boleh ganggu agama, tidak boleh ganggu trust (kepercayaan/keyakinan)," katanya.

Itulah Inggris, kenapa bisa berkuasa lama, Rizal Ramli mengaku sempat menjelaskan hal tersebut ke Jokowi.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Hanyalah Tuhan Saja’, Di persimpangan Dilema Milik Terry Shahab

"Mas (Jokowi) tahu nggak Belanda, menyuruh tanam paksa, menyengsarakan, rakyat tak ada perlawanan, waktu bikin jalan Cadas Pangeran, yang meninggal tuh ratusan, rakyat tak melawan, kenapa? karena waktu sembahyang break, pergi dan lain-lain," katanya.

Tapi begitu Belanda masuk mengganggu tokoh agama, contohnya Imam Bonjol di Sumatera Barat, perang belasan tahun, ganggu Pangeran Diponegoro, perang puluhan tahun, begitu pula Aceh.

"Artinya apa? Iya kan, jangan ganggu tradisi dan agama, You'll Be Fine. Tapi ada aja Islam Phobia di sekitar Jokowi," katanya.

Baca Juga: Salurkan Hobi, Lamongan Gelar Pameran Bonsai, Catat Tanggalnya!

Padahal, lanjut dia, Indonesia Pancasila, tidak boleh Phobia Islam, Phobia Katolik, Phobia Kristen.

"Iya kan, dan jangan omongin agama dan faith orang lain, di berbagai WA Group ada yang doyan ngomongin agama Islam begini begitu, nggak boleh itu kan soal faith (keyakinan), bukan soal rasional," jelasnya.

Soemarjan ahli sosiologi, saat itu Soeharto diberi masukan ini nggak boleh, itu nggak boleh," katanya.

Baca Juga: Lirik Lagu Penpom Wip Wip Wip, ‘Wip Wup’ milik Mindset ft Daboyway yang Viral di TikTok

Terkait dengan itulah ia menyarankan ke Jokowi untuk ditiru, karena selama ini di Istana tak ada orang yang ahli Antropologi dan Sosiologi.

"Benar nasihat saya, diadakanlah pertemuan ahli antropologi yang datang sekitar 70-100 orang, namanya profesor kalau debat berjam-jam, yang hadir bingung, akhirnya kagak jadi dipilih," ucapnya.

Demikian juga ahli sosiologi, nasihatnya dikerjakan, bahkan Jokowi sempat mengumpulkan para ahli sosiologi juga.

Baca Juga: Cek Fakta : UU ITE Hanya Berlaku untuk Pengkritik Rezim Jokowi

"Kalau dia cerdas kan, ya cari saja ahli Antropologi, tanya siapa yang paling baik, atau minta tolong saya, mas Rizal kan banyak teman, cariin saya antropologi dan sosiologi top," katanya.

Sebagaimana diberitakan Isu Bogor dengan Judul: 2 Jam Kuliahi Jokowi, Rizal Ramli Bongkar Penyebab Istana Sering di Demo, sehingga dengan demikian Jokowi dalam mengambil kebijakan memiliki second opinion sebelum mengambil kebijakan.

"Ini sampai hari ini, dia (Jokowi) tidak pernah dapat nasihat dari ahli antropologi dan sosiologi," katanya.***(Iyud Walhadi/PRMN/Isu Bogor)

Editor: Nugroho

Sumber: isu bogor


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x