4 Alasan COVID-19 Varian Orthrus Lebih Mengerikan Ketimbang Varian Sebelumnya

- 6 Maret 2023, 08:49 WIB
Petugas pencegahan epidemi dalam pakaian pelindung memasukkan limbah medis ke dalam kotak di kompleks perumahan saat wabah penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Beijing, China 27 November 2022. REUTERS/Thomas Peter
Petugas pencegahan epidemi dalam pakaian pelindung memasukkan limbah medis ke dalam kotak di kompleks perumahan saat wabah penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Beijing, China 27 November 2022. REUTERS/Thomas Peter /

LAMONGAN TODAY - COVID-19 varian Orthrus adalah subvarian dari Omicron yang pertama kali terdeteksi di Chile dan telah masuk ke Indonesia pada awal Maret 2023.

Subvarian ini ditakutkan bisa menular lebih mudah dibanding varian lainnya serta bisa menembus kekebalan atau antibodi dari vaksin.

Menurut Kementerian Kesehatan, hingga 23 Februari 2023, sudah ada 53 kasus COVID-19 varian Orthrus di Indonesia, dengan DKI Jakarta sebagai provinsi terbanyak.

 

Sebagian besar kasus berasal dari klaster perjalanan luar negeri atau kontak erat dengan mereka.

Gejala COVID-19 varian Orthrus masih dalam penelitian, namun beberapa ahli mengatakan bahwa gejalanya mirip dengan varian Omicron, yaitu sakit kepala ringan, pilek, batuk kering, dan nyeri tenggorokan.

Beberapa pasien juga mengalami demam rendah dan hilangnya indra penciuman atau perasa. Menurut para ahli, ada empat penyebab COVID-19 varian Orthrus sangat gampang menular, yaitu:

Baca Juga: Penjelasan 6 Varian COVID-19 di Indonesia, Termasuk Varian Baru, Orthrus

1. Omicron berkembang biak di saluran pernapasan, sehingga lebih mudah menular melalui droplet atau aerosol saat batuk, bersin, atau berbicara dekat dengan orang lain.

2. Varian Orthrus memiliki banyak mutasi pada protein spike yang berfungsi sebagai kunci untuk masuk ke sel manusia. Mutasi ini membuat virus lebih mudah melekat dan menginfeksi sel-sel di saluran pernapasan.

3. Varian Orthrus juga memiliki mutasi yang membuatnya lebih tahan terhadap antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh atau vaksin. Hal ini berarti bahwa orang yang sudah divaksin atau sembuh dari COVID-19 sebelumnya masih berisiko tertular kembali oleh varian ini.

4. Varian Orthrus memiliki siklus replikasi yang lebih cepat daripada varian lainnya, sehingga bisa menghasilkan lebih banyak virus dalam waktu singkat.

Baca Juga: Arti Deinfluencing, Sebuah Gerakan yang Sedang Viral di Media Sosial

Untuk mencegah penyebaran COVID-19 varia Orthrus di Indonesia, pemerintah telah melakukan upaya seperti memperketat skrining bagi wisatawan asing yang masuk ke Indonesia.

Meningkatkan kapasitas tes genomik untuk mendeteksi subvarian baru secara cepat dan akurat, serta mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker medis atau N95, menjaga jarak fisik minimal 2 meter dari orang lain, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara rutin.**

Editor: Achmad Ronggo


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah