Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pengungsi Berpotensi Terpapar Corona

24 September 2020, 20:40 WIB
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami tengah meninjau lokasi bencana alam. Marwan mendukung luangkan investigasi yang dilakukan pihak kepolisian terkait bencana banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi /

LAMONGAN TODAY - Hujan deras terus terjadi selama sepekan terakhir dan menimbulkan bencana di berbagai daerah. 

Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena selain menimbulkan kerusakan juga berpotensi sebagai klaster baru penyebaran Covid-19.

Terlebih masyarakat terdampak bencana berada di pengungsian. 

Baca Juga: Harga HP Samsung Galaxy A Series Akhir September 2020 Mulai dari Rp 1 Jutaan, A11, A01 Core, A21

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, untuk mewaspadai hal itu, pengungsi harus menjaga kebersihan di lokasi pengungsian. 

Kebersihan lokasi pengungsian akan menjaga para pengungsi dari penyakit-penyakit lainnya yang bisa disebabkan oleh musim hujan. Beberapa diantaranya demam berdarah dengue, lepra, tifus, diare dan penyakit kulit.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Uno Dos Tres' - Relle Bey, This my bestfriend not ba bf slowed

"Semua penyakit ini dapat menurunkan imunitas sehingga masyarakat menjadi rentan tertular Covid-19. Jika tidak memungkinkan menjaga jarak, maka sebisa mungkin pemerintah setempat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik, sinar matahari yang cukup dan memastikan kebersihan lokasi pengungsian," ujar Wiku dalam siaran pers yang diterima Lamongan Today, Kamis 24 September 2020.

Menurut Wiku, masyarakat yang terdampak banjir harus tinggal di lokasi pengungsian sehingga terjadi kerumunan di lokasi-lokasi tersebut.

Baca Juga: Harga iPhone Terbaru September 2020, iPhone 7, iPhone 8, iPhone X, iPhone 11

Lokasi pengungsian katanya berpeluang menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

"Namun, kedisiplinan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat dengan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan termasuk menjaga kebersihan dapat menekan potensi penularan tersebut," jelas Wiku. 

Masih soal klaster, pada klaster perkantoran ada peran kantor yang bisa membantu pemerintah.

Kantor perlu transparan melaporkan kasus Covid-19 di lingkungannya kepada dinas kesehatan setempat. Lalu melakukan trading lanjutan untuk menjaring kontak erat dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.

Baca Juga: Harga HP Oppo Murah di Bawah Rp 1,5 Juta, Ada Oppo A39, Oppo A5s, Oppo F1 Plus, Oppo A3s

Kantor juga harus memberi swab gratis bagi daftar kontak erat. Jika ditemukan kasus positif tambahan , segera merujuk dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan.

Maka harus dirujuk ke rumah sakit khusus menangani Covid-19 dan biaya ditanggung pemerintah. Baik peserta BPJS Kes ataupun belum menjadi peserta termasuk warga negara asing (WNA).

"Bagi karyawan yang negatif, harus diperkenankan dirumah (WFH). Jika ditemukan kasus positif dalam jumlah banyak, maka kantor tersebut ditutup sementara untuk dilakukan disinfeksi," imbaunya.

Sebagai langkah preventif, pihaknya menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kantor dan pemilik usaha harus mengikuti peraturan pemerintah daerah terkait pembatasan pekerja yang diperbolehkan bekerja sesuai zonasi risiko.***

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler