LAMONGAN TODAY - Beredar sebuah narasi di media sosial yang mengabarkan pemerintah berencana menggelar vaksin massal yang dilakukan secara paksa pada Februari 2022.
Informasi yang dibagikan akun Facebook Serdadu_Opposite6890 pada 6 November 2021 itu juga mengklaim vaksin yang kelak digunakan dalam program tersebut akan lebih ganas dan mematikan.
Berikut potongan narasinya:
Baca Juga: Jungkook Impact! Dicover Jungkook BTS, Dongkrak Penjualan Lagu Harry Styles hingga 379 Persen
"Rezim Jokowi bukan baik2. Penjajah rakyatnya "dewek" sendiri. Sifat penjajah pasti keji, jahat dan licik.
Rezim telah bersiap melihat manusia mati bergelimpangan di mana2. Bagi (mereka) merupakan suatu hiburan.
Hiburannya orang kafir itu apabila melihat Muslim tersiksa/terbunuh mengenaskan.
Baca Juga: Tegang! Kekasih Rachel Vennya, Salim Nauderer Terlibat Cekcok dan Nyaris Baku Hantam
Target 1 VAKSIN = 1 NYAWA".
Namun, benarkah pemerintah akan menggelar vaksin paksa pada Februari 2022?
Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pemerintah tidak berencana menggelar penyuntikan massal paksa pada Februari 2022, sebagaimana dinarasikan di media sosial itu.
Baca Juga: Kondisi Suami Semakin Memburuk, Oki Setiana Dewi Pending Pernikahan Ria Ricis
"Tidak benar. Wah tidak ada itu ya," kata Nadia, melansir laporan salah satu media.
Faktanya, pada Februari 2022, pemerintah menargetkan penyuntikan vaksin COVID-19 mencapai 400 juta dosis kepada warga Indonesia.
"Sehingga angka 400 juta (dosis) sesudah ditambah target anak-anak kita bisa selesaikan pada Januari-Februari 2022," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat dengan Komisi IX DPR RI pada Agustus 2021, sebagaimana diberitakan Kontan.
Baca Juga: Meledak! Squid Game Tumbangkan Game of Thrones di YouTube, 17 Miliar Kali Ditonton
Merujuk Covidvax.live, hingga Kamis (11/11), sudah ada 208 juta lebih dosis vaksin COVID-19 yang disuntikkan kepada warga Indonesia dikutip dari Antara.
Diterangkan pula 46,11 persen dari populasi Indonesia telah mendapatkan dosis pertama, sedangkan sebanyak 29,30 persen dinyatakan sudah menerima vaksin lengkap. ***