Minta Fokus Testing dan Tracing, Tsamara Amany Kritik Anies Baswedan Malah Asik Baca Buku: Memalukan

23 November 2020, 18:44 WIB
Minta Fokus Testing dan Tracing, Tsamara Amany Sindir Anies Baswedan Malah Asik Baca Buku: Memalukan’. / instagram.com/aniesbaswedan /

LAMONGAN TODAY -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggemparkan jagat maya saat membaca buku How Democracies Die karangan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.

Diberbagai saluran portal sosial media milik Anies, mulai dari Instagram, Twitter, hingga Facebook, unggahan itu menuai berbagai respon.

Foto itu memperlihatkan Anies dengan kemeja putih dan sarung, sedang duduk sambil serius membaca buku How Democracies Die.

Baca Juga: Sinopsis ‘The Hunger Games: Mockingjay Part 2’ Malam Ini Senin 23 November

Pada latar belakang foto itu tampak lemari kabinet yang memajang buku dan sejumlah ornamen, meja panjang yang menampilkan sejumlah foto, dan lukisan kaligrafi yang tergantung di tembok putih.

Di Instagram postingan yang diunggah pada Minggu 22 November 2020 telah di sukai 284,954 penggunaan Instagram.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi." tulis Anies.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Senin 23 November, Mama AL dan Andin Ke Panti Asuhan, Cari Kebenaran?

Sementara, di akun Twitter status itu telah disukai 29.1 ribu pengguna.

How Democracies Die dalam review sebuah buku mengatakan Bagimana Demokrasi mati karena kudeta atau mati pelan-pelan. Kematian itu bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi.

Ketiga langkah itu sedang terjadi di seluruh dunia dan kita semua mesti mengerti bagaimana cara menghentikannya. Dalam buku ini, dua profesor Harvard Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21.

Baca Juga: Netizen Heboh Anies Baca Buku ‘How Democracies Die’, Buku Tentang Apa? Simak Rangkuman Berikut!

Mereka menunjukkan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar. Berdasarkan riset bertahun-tahun, keduanya menyajikan pemahaman mendalam mengenai mengapa dan bagaimana demokrasi mati; suatu analisis pemicu kewaspadaan mengenai bagaimana demokrasi didesak; dan pedoman untuk memelihara dan memperbaiki demokrasi yang terancam, bagi pemerintah, partai politik, dan individu.

Sejarah tak berulang. Namun kita bisa melindungi demokrasi kita dengan belajar dari sejarah, sebelum terlambat.

Terkait hal itu, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany dua kali memberikan respons yang cukup menohok.

Baca Juga: Libur Panjang Desember Terancam Batal, Pak Jokowi Minta Dipangkas

Pertama, "Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah pentingnya proses ‘gatekeeping’ partai politik agar seorang tiran yang mengandalkan massa & fanatisme tidak terpilih menjadi Presiden. Menarik memang," tulis Tsamara melalui akun @TsamaraDKI pada Minggu 22 November 2020.

Tak sampai di situ, Tsamara kembali menyangkut pautkan postingan Anies dengan kondisi persebaran Covid-19 di Tanah Abang yang dikhawatirkan menjadi klaster akibat adanya kerumunan.

"Kapolsek Tanah Abang & puluhan warga yg hadir positif Covid-19. Kerumunan kemarin nampaknya akan menjadi cluster baru Covid-19."

Baca Juga: Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Tinggi, Masyarakat Diminta Jangan Panik

"Alih-alih fokus testing & contact tracing pada warga yg hadir, sang pemimpin daerah malah asik membaca buku di suatu 'minggu yang santai'. Memalukan." tulis Tsamara Senin, 23 November 2020.***

Editor: Nugroho

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler