Fakta di Balik Penusukan Gereja Prancis, Ketegangan Meningkat, Negara Siaga Keamanan Level Tertinggi

- 30 Oktober 2020, 18:30 WIB
Polisi memblokir akses ke Basilika Notre-Dame, Nice. / AFP
Polisi memblokir akses ke Basilika Notre-Dame, Nice. / AFP /VALERY HACHE/AFP

Di Arab Saudi, televisi pemerintah melaporkan seorang pria Saudi ditangkap di kota Jeddah setelah menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis. Kedutaan Prancis mengatakan penjaga itu berada di rumah sakit meskipun nyawanya tertolong.

Reaksi

Presiden Emmanuel Macron mengunjungi Nice setelah serangan itu dan menyebutnya sebagai "serangan teroris Islam".

Macron mengumumkan peningkatan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis. Ia meningkatkan pengawasan tersebut dari 3.000 menjadi 7.000 tentara. 

"Jelas sekali, Prancis yang diserang," katanya. "Jika kami diserang, itu karena nilai-nilai kami."

Perdana Menteri Jean Castex menaikkan kewaspadaan keamanan Prancis ke level tertinggi. Ia mengatakan, pemerintah akan lebih tegas menangani hal ini.  

Baca Juga: Cocok dipakai Main Game, Ini 10 Rekomendasi HP Xiaomi yang Anti Lemot, Bisa Mobile Legend, Free Fire

Di Paris, legislator di Majelis Nasional mengheningkan cipta selama satu menit sebagai solidaritas untuk para korban. Walikota Paris, Anne Hidalgo, mengatakan orang-orang Nice "dapat mengandalkan dukungan dari kota Paris dan orang-orang Paris".

Seorang perwakilan Dewan Perancis untuk Muslim Faith mengecam keras serangan itu. "Sebagai tanda duka cita dan solidaritas dengan para korban dan orang yang mereka cintai, saya menyerukan kepada semua Muslim di Prancis untuk membatalkan semua perayaan hari raya Maulid."

Hari libur tersebut merupakan hari lahir Nabi Muhammad dan dirayakan pada hari Kamis. Para pemimpin dunia menyatakan solidaritas terhadap Prancis setelah serangan itu.***

Halaman:

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: AFP Aljazeera


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x