PBNU Kecam Presiden Prancis, Perkataan Emmanuel Macron Menggelorakan Islamophobia

- 30 Oktober 2020, 18:03 WIB
 PBNU Kecam Presiden Prancis, Perkataan Emmanuel Macron Menggelorakan Islamophobia
PBNU Kecam Presiden Prancis, Perkataan Emmanuel Macron Menggelorakan Islamophobia /rima ayu dwianita/

LAMONGAN TODAY - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron masih menuai kecaman sejumlah pihak.  Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini pun mengecam  pernyataan Emmanuel Macron yang menyebut Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.

"Pernyataan ini sangat tendensius. Menggelorakan islamophobia dan memiliki dampak besar terhadap perdamaian dunia," kata Ahmad Helmy dilansir dari NU.or.id, Jumat, 30 Oktober 2020.

Menurut Helmy, pernyataan Emmanuel Macron jauh sekali dengan kebenaran dan fakta yang ada. Langkah Macron sama saja menggelorakan propaganda bahwa Islam merupakan agama radikalis dan ekstremis.

Baca Juga: Tak Seperti Prancis, Rusia Tak Akan Izinkan Media Anti Islam Ada di Negaranya

Ia juga menerangkan, Islam merupakan agama yang mengedepankan prinsip rahmatan lil alamin.

Artinya, kata Helmy, Islam tampil sebagai agama yang mengusung kasih sayang bagi seisi jagat raya. 

"Sangat tidak benar jika Islam diidentikkan dengan kekerasan. Islam adalah agama rahmah, kasih sayang dan perdamaian,"ucap Helmy.

Baca Juga: Beredar Kabar Bansos Sembako Rp300 ribu Susut Jadi Rp270 ribu, Ini Kata Kemensos

Meskipun saat ini gencar seruan untuk memboikot produk Prancis, PBNU meminta kepada segenap umat Islam dan warga NU untuk bersikap tenang dan tidak terprovokasi.

 "Kami mendorong pemerintah untuk aktif melakukan langkah diplomatik guna mencari solusi terbaik untuk menyikapi keadaan ini," kata Helmy.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. 

Baca Juga: Tak Lolos CPNS 2019, Yuk Belajar Lagi untuk CPNS 2021 Ada 1 Juta Formasi

Bahkan, Prancis mendukung penerbitan kembali kartun kontroversial Nabi Muhammad oleh majalah satire, Charlie Hebdo, atas nama kebebasan berekspresi.

Akibat hal itu, beberapa negara di Timur Tengah memboikot produk-produk Prancis.

Diberitakan BBC Senin , 26 Oktober 2020, produk-produk Prancis seperti produk kecantikan ditarik dari beberapa rak supermarket di Kuwait, Qatar, dan Yordania pada Ahad, 25 Oktober waktu setempat.

Baca Juga: Seruan Boikot Produk Prancis Masih Populer, Ini Daftar Produk yang Kemungkinan Diboikot

Di samping itu, aksi unjuk rasa anti-Prancis terjadi di beberapa negara Arab lainnya seperti Jalur Gaza, Suriah, dan Libya.

Di Kuwait, ketua dan anggota dewan direksi dari serikat pengecer besar non-pemerintah, Al-Naeem Cooperative Society, telah memutuskan untuk memboikot dan mengeluarkan semua produk Prancis dari rak supermarket.***

Editor: Nugroho

Sumber: NU


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x