Penyebab utama krisis tersebut adalah konflik antarelemen militer Timor Leste yang disebabkan oleh diskriminasi di dalam tubuh militer.
Hal itu berubah menjadi upaya kudeta dan aksi kekerasan di ibu kota Dili. Krisis tersebut bahkan memicu intervensi militer hebat dan mundurnya Perdana Menteri Mari Alkatiri.
Baca Juga: Masuk Daftar Termiskin Dunia, Presiden Timor Leste Kedua hanya Bisa Pasrah
Alfredo Reinado, merupakan salah satu pemimpin pemberontak yang muncul dari krisis 2006 sebagai pemain kunci.
Ia termasuk sosok tentara FDTL yang merasakan adanya diskriminasi oleh Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak.
Alasan diskriminasinya pun bernada rasis, yakni Reinado berasal dari daerah Timor Leste bagian Timur.
Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG : Link Live Streaming Brighton Vs Manchester United di Liga Inggris di Mola TV
Akibat tak puas dengan alasan dari Matan Ruak itulah, pada 4 Mei 2006 Reinado bersama 600 anggota FDTL melakukan desersi sebagai protes atas perlakuan diskriminatif negara kepada mereka.
Aksi protes itu lantas ditanggapi oleh Matan Ruak dengan pemecatan massal terhadap mereka semua.
Marah, Reinado bersama rekan militernya, Mayor Augusto Araujo memimpin pemberontakan bersenjata yang dinamakan Gastao Salsinha.