Masyarakat Terdampak Covid-19 Dapat BLT Rp 28 Juta Per Orang, Simak Penjelasannya

10 Januari 2021, 22:25 WIB
ILustrasi: Dolar Amerika /

LAMONGAN TODAY -- Pandemi Covid-19 masih memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat.

Di seluruh dunia, banyak yang merasakan dampak tersebut secara ekonomi.

Oleh karena itu, pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk membantu masyarakat kesulitan.

Baca Juga: Daftar Harga HP Realme Kisaran Rp2 Juta, Realme C15, Realme 3, Realme 2, Realme C11

Di Amerika Serikat, jelang pelantikannya 20 Januari 2021 mendatang, Presiden terpilih Joe Biden bakal menggelontorkan anggaran lebih banyak lagi untuk menanggulangi dampak buruk pandemi Covid-19.

Hal itu sesuai dengan yang diumumkan oleh dirinya mengenai bantuan dengan alokasi triliunan dolar AS untuk masyarakat negara berjuluk Paman Sam itu.

Sebelumnya, Wapres di era Obama ini telah membentuk tim ekonomi yang bertugas dalam pembahasan data pengangguran yang terjadi akibat pandemi.

Baca Juga: Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan Telah Cair Kepada 12 Juta Pekerja, Segera Buka sso.bpjsketenagakerjaan

Program bantuan ini difokuskan pada masyarakat yang terkena dampak Covid-19 secara langsung dan para pekerja yang harus menjadi pengangguran dan kesulitan bayar sewa tempat tinggal.

Seperti dilansir dari Reuters pada Sabtu 9 Januari 2021, tiap kelompok penerima manfaat akan diberikan bantuan langsung tunai dengan nominal US$ 2.000 atau sekitar Rp 28 juta/orang (kurs Rp 14.000/US$).

Hal ini merupakan kenaikan yang luar biasa karena sebelumnya hanya disetujui US$ 600 oleh Partai Republlik. Hal itu sebagaimana dikutip dari Portal Malang Raya dengan judul 'Bukan Main! Joe Biden Bakal Naikkan Jumlah BLT Covid-19 Hingga Rp 28 Juta per Orang'.

Baca Juga: Chef Aiko Sebut Syifa Mila, Salah Satu Korban Sriwijaya Air SJ182 Sosok Berjasa Baginya

"Kami membutuhkan lebih banyak bantuan langsung untuk keluarga, usaha kecil. Bantuan sebesar US$ 600 tidak cukup dan harus US$ 2.000," tegas Biden.

Covid-19 ini menyerang perekonomian AS selama tahun 2020. kebijakan yang diambil dalam waktu dekat adalah dengan melakukan suku bunga rendah hingga pembiayaan defisit diharapkan mampu mendorong perekonomian.

Biden juga menambahkan pemerintah AS perlu tindakan yang strategis untuk menahan laju biaya ekonomi yang menguras anggaran yang disebabkan oleh potensi pengangguran akibat banyaknya warga AS yang kehilangan pekerjaan, kelaparan, tunawisma dan banyak perusahaan yang gulung tikar.

Baca Juga: Khusus Pemilik KIS, Segera Buka dtks.kemensos.go.id untuk Periksa Status Penerima BST Kemensos

Dengan diluncurkannya kebijakannya ini, pemerintah berharap pasar bisa merespon positif dan mendorong yield obligasi treasury (tingkat imbal hasil) negara Amerika 10 tahun ke depan bisa berada pada tingkat tertinggi.*(Harbhimanyu Wicaksono/Portal Malang Raya)

 

Editor: Nugroho

Sumber: Portal Malang Raya

Tags

Terkini

Terpopuler