LAMONGAN TODAY – PT Jhonlin Agro Raya Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/8/2022). Menggunakan kode saham JARR ini menjadi emiten ke-33 yang melantai di Bursa Efek Indonesia tahun 2022 dan menjadi emiten ke-799 sampai saat ini.
Pada perdagangan hari pertama, Saham Jhonlin Agro JARR melesat 24,67% ke level 374 dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).
Sebelumnya Jhonlin Agro JARR telah merampungkan masa penawaran umum perdana (IPO) pada tanggal 29 Juli – 2 Agustus dengan melepas 1,22 miliar saham baru atau setara 15,29% dari modal ditempatkan penuh dan disetor pada harga Rp 300 per saham.
Baca Juga: Incar Dana Rp 77,6 Miliar, Segar Kumala Indonesia (BUAH), Tetapkan Harga IPO Rp 388 per Saham
Dalam aksi korporasi ini, emiten yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas serta 3 Penjamin Emisi Efek yaitu PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas dan PT Lotus Andalan Sekuritas
Dari aksi korporasi berupa IPO tersebut, dana segar yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 366,8 miliar. Valuasi JARR berdasarkan harga IPO berada di Rp 2,4 triliun.
Baca Juga: PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL) IPO Pekan Depan, Incar Dana Rp 53,07 Miliar
Namun dengan kenaikan harga sahamnya dan menyentuh ARA di hari pertama perdagangan di pasar sekunder membuat nilai kapitalisasi pasarnya naik Rp 592 miliar menjadi Rp 2,99 triliun.
Untuk diketahui, PT Eshan Agro Sentosa adalah subholding dari PT Jhonlin Group yang berkantor pusat di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Jhonlin Group merupakan milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.
Haji Isam sendiri dikenal sebagai sosok kaya raya asal Kalimantan. Namun kekayaan Haji Isam tidak masuk daftar orang terkaya versi Forbes maupun Bloomberg.
Baca Juga: Doa Membayar Utang, Arab, Latin dan Terjemahannya
Pada masa penawaran umum yang menggunakan sistem penawaran elektronik ini, tercatat sebanyak hampir 27.000 pemesanan saham JARR. Dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah lebih dari 7 miliar saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment.
Sehingga, terjadi oversubscribed sebesar 58 kali dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7 kali dari total saham yang ditawarkan.***