Heiko Schoning Dokter Jerman yang Sebut Covid-19 Hanya Kebohongan Belaka, Bagaimana Faktanya?

- 27 Oktober 2020, 19:21 WIB
Heiko Schoning Dokter Jerman yang Sebut Covid-19 Hanya Kebohongan Belaka, Bagaimana Faktanya?
Heiko Schoning Dokter Jerman yang Sebut Covid-19 Hanya Kebohongan Belaka, Bagaimana Faktanya? /

LAMONGAN TODAY –Nama Heiko Schoning mendadak menjadi perbincangan dunia maya.

Hingga, Selasa, 27 Oktober 2020, nama Heiko Schoning banyak dicari pada mesin pencarian Google.

Heiko Schoning viral setelah muncul video terkait utasan mengenai Covid-19 yang diungkap olehnya.

Dilansir dari Turn Back Hoax, Selasa, 27 Oktober 2020, Heiko Schoning disebut sebagai dokter Jerman, dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU 2020.

Baca Juga: Isi Teks Sumpah Pemuda 1928, Jangan Sampai Terlupa Sejarahnya

Mereka membentuk kelompok organisasi bernama World Doctors Alliance untuk menentang kebenaran pandemi Covid-19.

Pengumuman pembentukan grup itu kemudian diunggah di Youtube, namun telah dihapus oleh Youtube, karena melanggar persyaratan layanan.

Dalam potongan video yang telah tersebar di media sosial, seorang dokter umum bernama Elke De Klerk menyebut bahwa, saat ini  tidak ada pandemi dan Covid-19 merupakan virus flu biasa.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan, Lagi-lagi Habib Bahar Ditetapkan Jadi Tersangka

Unggahan itu kemudian menyebar luas di pesan berantai grup whatsapp. Sebuah tautan dengan keterangan bahwa perkumpulan ahli di Eropa memberikan pernyataan bahwa Covid-19 tidak memiliki efek yang berbahaya viral di Whatsapp.

Pesan yang beredar  menyebutkan jika para dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa berkumpul pada 10 Oktober 2020 lalu.

Mereka yang berkumpul mengeluarkan pernyataan terkait Covid-19. Dari pesan itu, disebutkan jika berdasarkan penyelidikan mereka, Covid-19 adalah penuh kebohongan, rekayasa, dan dampaknya membuat orang takut, bahkan kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: CEK FAKTA : Covid-19 Adalah Flu Biasa, Ilmuwan Jerman Minta Pemerintah Akhiri Pandemi

“Ini adalah karya setan, hasil penyelidikan mereka selama ini Covid-19 tidak seperti yang diberitakan hangat di media, mereka akan tuntut dan investigasi orang yang bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yang buruk, dan minta tidak ada lagi istilah new normal,” demikian narasi dalam pesan berantai yang dilansir Lamongan Today dari laman Turnbackhoax.id.

Dalam narasi itu, Covid-19 disebutkan tidak memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, para ilmuwan, dokter, itu disebut meminta pemerintah mengembalikan keadaan seperti semula, tanpa menggunakan masker, jaga jarak, dan lainnya.

Lalu, bagaimana faktanya?

dari periksa fakta Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta Aisyah Adilah menyebutkan, informasi itu menyesatkan.

Faktanya, berdasar dari data WHO klaim yang menyebut pandemi telah berakhir pada Juni 2020 adalah salah.

Baca Juga: Update Harga HP Oppo Diskon Akhir Oktober 2020, dari yang Termurah sampai Termahal

Para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai ilmuwan lain mengatakan, tidak ada bukti ilmiah virus Corona (Covid-19) kini kehilangan potensinya atau tidak mematikan lagi seperti awal penyebarannya.

Ahli Epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli virus dan penyakit menular, mengatakan, tidak ada data menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau dalam tingkat keparahan penyakit.

 “Dalam hal penularan, tidak berubah, dalam hal keparahan, juga tidak ada berubah,” jelas Van Kerkhove kepada wartawan, seperti dilansir dalam Turnbackhoax.id.

Mengenai pernyataan De Klerk yang mengatakan Covid-19 merupakan virus flu biasa, WHO menyatakan COVID-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman.

liburBaca Juga: Libur Panjang Oktober 2020 Telah Tiba, Simak Jadwal Lengkap Cuti Bersama

Banyak orang di seluruh dunia telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman, COVID-19 adalah virus baru yang tidak memiliki kekebalan.

Artinya, semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah. Secara global, sekitar 3,4% dari kasus COVID-19 yang dilaporkan telah meninggal. Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% orang yang terinfeksi.

Sehingga klaim mengenai pernyataan-pernyataan ahli Eropa mengenai Covid yang tidak berbahaya merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.***

 

 

Editor: Nugroho

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x