Sejak Pandemi Covid-19, Masyarakat Semakin Taat Beragam, Kemenag Bongkar Alasannya

- 23 Juli 2021, 12:14 WIB
Ilustrasi: Beribadah
Ilustrasi: Beribadah /PEXELS.com/Ahmet Polat

Selanjutnya mengumpulkan informasi kualitatif dengan wawancara terhadap 20 responden terpilih via telepon.

Secara rinci, menggunakan teori dan instrumen FICA Spiritual History Tool yang dikembangkan Puchalski (1996), sejumlah temuan atas pertanyaan dalam survei ini adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Harga HP Y53s Resmi Dirilis, HP Gaming Anti Lemot

- Responden yang sangat setuju dan setuju jika Covid-19 memengaruhi keyakinan/praktik keberagamaan sebanyak 55,1 persen.

- Respondem yang merasa pandemi Covid-19 yang berlangsung lama membuat mereka menemukan makna hidup sebanyak 61,6 persen.

- Mayoritas responden (81 persen) merasa semakin religius atau taat beragama sejak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hadiah Cash 5 Juta, Ussy Adakan Sayembara Temukan Spion Mobil Yang Dicuri

- Mayoritas responden (97 persen) merasa keyakinan/keberagamaan mereka membantu (secara psikologis) mereka menghadapi Covid dan dampaknya.

- Sebanyak 86,7 persen responden berupaya terhubung dengan (mencari support dari) pemuka agama dan komunitas agama mereka.

- Selama menjalani pandemi, mayoritas responden (89,4 persen) merasa mendapat dukungan mental-spiritual dari pemuka agama dan komunitas agamanya.

Halaman:

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x