Asal-usul Reog Ponorogo, Kesenian yang Didaftarkan Indonesia ke UNESCO setelah Diklaim Malaysia

- 11 April 2022, 08:57 WIB
Reog Ponorogo/disbudparpora.ponorogo.go.id
Reog Ponorogo/disbudparpora.ponorogo.go.id /

LAMONGAN TODAY - Reog Ponorogo akan didaftarkan Indonesia ke UNESCO pasca negara tetangga Malaysia mengklaim kesenian tersebut adalah asli dari negaranya.

Reog Ponorogo hadir sebagai bentuk kebudayaan masyarakat asli daerah Jawa Timur, tepatnya Kabupaten Ponorogo.

Reog Ponorogo memiliki perjalanan yang panjang, dimulai dari Kerajaan Bantarangin, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak sampai masa sekarang, tentunya masih terjaga dan dapat dinikmati oleh para penggemarnya.

Baca Juga: Amalan dan Doa Malam Lailatul Qadar, Anjuran Rasulullah SAW: Perbanyak Baca Doa Ini Setiap Malam Ramadan

Berikut penjelasan asal-usul Reog Ponorogo yang dikutip Lamongan Today dari buku Historiografi Lokal: Babad Ponorogo dan Kepahlawanan Masyarakat Ponorogo, karya Ahmad Choirul Rofiq:

Kerajaan Bantarangin terletak di Desa Somoroto (12 km arah barat Kota Ponorogo), kerajaan ini dipimpin oleh Kelono Sewandono dan adiknya Kelono Wijaya sebagai mahapatih. Kelono Sewandono memiliki paras yang tampan berbeda dengan adiknya yang memiliki paras menyeramkan, meski begitu Kelono Wijaya memiliki kesaktian yang luar biasa.

Pada suatu malam Kelono Sewandono memimpikan putri Kerajaan Kediri bernama Dewi Songgolangit, keesokan harinya ia meminta adiknya untuk melamar Dewi Songgolangit untuknya.

Baca Juga: Resep Sehat Ramadan: Kolak Ubi Rendah Kalori, Bikin Buka Puasamu Nikmat dan Menyehatkan

Prabu Kertajaya Raja Kediri, tidak berani menolak lamaran tersebut, karena Raja Bantarangin terkenal sakti, namun Raja Kediri mengajukan persyaratan untuk membawa seperangkat gamelan, yang belum ada di bumi, hewan-hewan hutan untuk dihalau ke kebun binatang Kediri, dan manusia berkepala harimau.

Sebab kesaktiannya Kelono Wijaya mampu memenuhi hewan-hewan hutan, seperangkat alat gamelan, serta manusia harimau yang akan ditemukan dalam perjalanan. Namun sayang Kelono Wijaya tidak diperkenankan ikut dalam pernikahan, karena dikhawatirkan akan menakuti Dewi Songgolangit.

Benar saja, di perjalanan menuju Kediri rombongan raja Bantarangin dicegat oleh patih Kerajaan Kediri, Singolodro yang juga ingin menikahi Dewi Songgolangit, Singolodro dapat berubah menjadi harimau karena kesaktiannya.

Baca Juga: 3 Spot Potensial Mancing Liar Ikan Patin di Lamongan, Angler Liaran Wajib Tahu: Ada Laren hingga Karanggeneng

Terjadilah peperangan di antara mereka, raja Bentaringin segera memanggil adiknya untuk melawan patih Kediri, dengan pecut Samandiman, Kelono Wijaya dapat menang dengan mudah.

Kelono Wijaya membiarkan kepala Singolodro berwujud harimau untuk melengkapi persyaratan raja Kediri. Namun, ketika mereka sampai di Kediri putri Kediri kabur ke sebuah gua.

Peristiwa kegagalan nikah Kelono Sewandono dan seluruh persyaratan yang dibawanya itu kemudian disebut Reog oleh masyarakat Ponorogo.***

Editor: Achmad Ronggo


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x