Alih-alih mengucapkan “gapapa baru segini aja masih ada yang kurang beruntung dari aku”, coba deh ganti jadi ”yah gagal, gapapa deh hidup emang penuh penderitaan ketawain aja”, coba rasakan bagaimana efeknya dengan kita merangkul kegagalan tersebut.
Sikap mengungkapkan emosi negatif ini lebih dikenal dengan Healthy Negativity. Apa itu?
Baca Juga: Honda CBR 150R Terbaru, Apa Saja Ubahannya? Simak Selengkapnya
Apa Itu Healthy Negativity
Psikolog klinis Personal Growth, Gracia Monika, M.Psi., Psi., mengungkapkan bahwa healthy negativity terjadi ketika seseorang merespon dan mengelola emosi negatif baik itu dari pengalaman maupun situasi yang dialaminya dengan cara yang tepat dan sehat. Karena ternyata tidak semua emosi negatif itu berakibat buruk.
Ketika seseorang mengalami kejadian atau memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, normal bagi kita untuk merasa sedih, marah ataupun kecewa.
Reaksi ini normal dan natural yang bisa dialami oleh siapapun. Alih-alih menyangkal atau menolak, menerima emosi negatif ini mampu membantu kita untuk menangani emosi dalam diri kita sendiri.
Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 1 Juta, Presiden Gelar Rapat Terbatas
Emosi memberikan kita informasi untuk membantu kita memahami tentang apa yang terjadi dan bagaimana kita harus menyikapi hal tersebut, sehingga kita tahu apa yang harus dan sebaiknya kita lakukan.
Perbedaan Toxic Positivity dan Healthy Negativity