Kisah Tanah Jawa: Cerita yang Terpendam di Benteng Pendem Cilacap

14 November 2021, 16:19 WIB
Tim Kisah Tanah Jawa mengunjugi Benteng Pendem di Cilacap. Tangkapan layar YouTube/@KisahTanahJawa /

LAMONGAN TODAY - Benteng Pendem ini terletak di Cilacap. Beberapa peninggalan di benteng ini, yang pertama adalah benteng pertahanan, penjara, terowongan dan yang terakhir adalah barak.

Benteng Pendem dibangun pada tahun 1861 oleh Belanda. Pada saat itu, untuk benteng pertahanan.

Dari mulai tahun 1861, diketemukan kembali pada tahun 1977. Ditemukannya pada saat awal Pertamina mau memperluas kawasan kilang minyak yang berada di seputaran Benteng Pendem ini.

Baca Juga: Dirut Pertamina Buka Suara Soal Stok Usai Kilang Minyak Cilacap Hangus Terbakar

Dan setelah digali, pada saat itu Pertamina mengadakan penggalian untuk membuat tangki-tangki minyak yang berada di lokasi diketemukannya Benteng Pendem ini. Oleh karena itu, dinamakan Benteng Pendem.

Nama asli Benteng Pendem ini, menurut bahasa Belandanya adalah Kustbatterij Op de Landtong te Cilacap, yang artinya adalah sebuah bangunan pertahanan yang menjorok ke arah laut yang berada di Cilacap.

Di bagian utama dari Benteng Pendem ini, terdapat salah satu view yang mengarah langsung ke laut atau ke pelabuhannya.

Baca Juga: Profil Jang Ki Yong, Aktor Film 'Now We Are Breaking Up' yang Sudah Tayang, Perjalanannya Keren!

Posisi sekarang yang sudah tertutup dengan pemukiman warga, sehingga pintu masukknya bergeser di belakang.

Sebenarnya, ada timeline waktunya, ini sebenarnya memiliki nama asli sesuai dengan arsip yang ada di Negeri Belanda, yaitu Kustbatterij Op de Landtong te Cilacap.

Kalau diterjemahkan salah satu benteng pertahanan untuk laut yang posisinya berada di atas daratan yang menjorok ke arah lautan, atau benteng pertahanan yang ada di pesisir yang posisinya berada di semenanjung yang mengharap ke laut yang ada di Cilacap.

Baca Juga: Lama Dinantikan, Avril Lavigne Rilis Lagu 'Bite Me': Semua Orang Dapat Menikmati Musik yang Luar Biasa

Benteng ini merupakan serangkaian dari beberapa benteng-benteng yang ada di sekitaran Cilacap ini. Jadi, sebelum ini dibangun sudah ada beberapa benteng, salah satunya yaitu Benteng Karang Bolong yang dibangun di seberang sana pada tahun 1848.

Kemudian ada Benteng Klingker yang dibangun pada 1852. Ini kemudian diteruskan dibangun pada tahun 1861 hingga 18 tahun kemudian 1879.

Sementara Benteng Pendem ini dibangunnya 1873, karena membangunnya bertahap, tidak bisa langsung jadi semua dan posisinya sangat menguntungkan, karena langsung menghadap ke Pulau Nusakambangan.

Baca Juga: Demi 'All Too Well Taylor Swift Bikin Film Pendek Berdurasi 14 Menit 56 Detik

Sehingga menjadi objek vital yang diperhitungkan oleh militer kolonial Hindia Belanda waktu itu, untuk mendirikan satu benteng pertahanan di sini.

Sehingga, ketika ada serangan dari musuh, dan untuk mengintai segala gerak kapal waktu itu, infonya dari benteng di sebelah san diteruskan ke sini. Sehingga, ini menjadi inti dari semuanya.

Kondisinya di sini landai, karena arus Samudera Hindia yang kuat itu sudah tertahan di Pulau Nusakambangan.

Baca Juga: Tawarkan Pendidikan Kualitas Terbaik dan Standar Eropa, Mahasiswa Indonesia di Polandia Bertambah Pesat

Pembangunan benteng ini dilakukan oleh militer, jadi bukan arsitek. Dalam pengerjaannya inilah yang dinamakan dengan kerja rodi sebenarnya.

Kalau seperti Jalan Daendels, kemudian rel kereta api itu ada upah. Kalau di sini, yang dikerjakan ada beberapa tahanan militer, kemudian ada beberapa orang yang ada di sekitar, sehingga yang dikerjakan di sini, kalau tahanan pasti tidak dapat upah, tapi tetap dapat makan.

Beberapa masalah klasik, ada beberapa korban tahanan yang sudah tidak kuat, itu ada beberapa yang ditaruh di benteng pertahanan ini.

Baca Juga: Paris Hilton Menikah dengan Pujaan Hatinya Carter Reum, Akhir Bahagia Perjalanan 15 Tahun Saling Mengenal

Karena, waktu itu ada satu kekuatan ketika dari sana dilempar meriam tetap kuat dan kokoh, sebab beberapa struktur gedung.

Benteng Kustbatterij memiliki banyak keunikan, di antaranya menirukan salah satu benteng kuat yang ada di Eropa dari segi arsitektur dan sistem pertahanannya.

Kemudian, tahun 1941-1942 ketika Nippon masuk, itu dukuasai Jepang sampai 1945. Kemudian, 1945-1950 Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL) menggunakan tempat ini.

Baca Juga: Hanya 5 Bulan Menikah Reza DA dan Valda Alviana Cerai, Ini Sebabnya

Kemudian sempat terbengkalai, hingga 1952 dipakai untuk latihan tentara sampai dengan 1965.

Tahun 1965 terbengkalai lagi. Tahun 1987 ada seseorang yang ada di sini mencoba untuk eskavasi atau penggalian dan jadilah seperti sekarang.

Perlu diketahui, dulu luasnya hampir 10 hektar, karena merupakan benteng utama. Dan sekarang yang bisa ditemukan kurang kebih 60%, cuma 6 Hektar. Mungkin sisanya belum tereskavasi dan masuk ke wilayah Pertamina yang ada di sana.

Baca Juga: OPPO A95 5G Dilengkapi Kamera Utama 48MP, Depan 16 MP dan Layar AMOLED, Simak Spesifikasi Detailnya

Benteng pendem merupakan satu cara atau siasat militer Belanda waktu itu untuk menyembunyikan keberadaannya.

Jadi, seperti benteng siluman. Jadi, kalau dilihat dari jauh atau dari atas, itu tidak terlihat seperti benteng.

Terowongan di sini dipakai oleh tentara Belanda untuk menjadikan tempat pusat sebagai perkantoran, karena di situ ada penjara baaah tanah, ruang interogasi dan ruang-ruang penyiksaan lainnya.

Terowongan ini dibangun pada tahun 1873, melihat dari pahatan yang ada di ventilasi, yang dulu dipergunakan juga sebagai lubang meriam gantung.

Baca Juga: Aditya Mantan Pemain Persib Bandung 2 Tahun usai Jalani Amputasi, Sekarang Enjoy Buat Konten

Terowongan tersebut ada lorong bawah tanah yang tembusnya ke pantai.

Terowongan ini banyak yang berasumsi:

Pertama, terkoneksi dengan benteng-benteng, seperti Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, itu berada di bawah Selat Nusakambangan atau di bawah laut. Ini hanya sebatas asumis, tetapi jika kita logika secara dalam kajian teknik untuk teknologi pada masa itu, dalam kurun waktu 1870-an, dipertengahan abad ke-19 itu tidak mungkin sama sekali jika secara logika.

Baca Juga: RM BTS Bocorkan Hari Terburuknya pada Tahun 2021, Rupanya Karena Hal Ini

Karena, kita hari ini saja ketika akan membangun itu pun juga harus dengan detail, juga perhitungan yang sangat matang.

Sebenarnya, ini fungsinya untuk jalan cepatnya. Jadi ketika melihat ada ancaman, ataupun ada informasi yang satang dari laut, beberapa informan bisa lari cepat lewat sini. Tapi, di pesisir pantai yang ada di sebelah sana, jadi tidak kemudian menghubungkan dengan yang ada di Pulau Nusakambangan.

Kemudian, di sini juga terdapat beberapa ruang-ruang, salah satunya untuk senjata, ruang interogasi, kemudian ada ruang-ruang untuk perwira di sini.

Waktu Nippon masuk, jadi waktu interogasi terhadap tentara Belanda waktu itu yang diinternir dan diinterogasi di sini.

Dahulu, kalau di era Kolonial Belanda, itu yang ditangkap beberapa orang yang kontra. Dengan pihak militer atau Belanda, ataupun Intelijen yang tertangkap.

Tapi, di era Nippon, itu memang banyak warga-warga Belanda, termasuk militer Belanda sendiri yang diinterogasi di sini.

Tetapi, kalau eksekusinya tidak di sini, jadi ada satu ruang tersendiri.

Menuju ke bagian penjara, sejak waktu pertama dibangun, itu mempekerjakan para pekerja rodi. Fungsi dari penjara ini awalnya untuk menampung para pekerja rodi itu.

Di mana, ini yang dimaksud dari kerja paksa sebenarnya, karena diambil dari para tahanan. Di mana ada beberapa orang yang diambil ketika dia membelot dengan pemerintah kolonial atau militer Belanda, ada yang menentang, tahanan politik dan macam-macam.

Dan ketika membangun benteng Kustbatterij ini selama 18 tahun, itu para pekerjanya, termasuk ada orang yang ahli dalam bidang bangunan, itu setelah selesai, agar aman, itu disembelih. Jadi, biar nanti kalau orang ini terlepas atau bebas tidak memberikan informasi, bahwasanya ada benteng yang dibangun di sini.

Jadi, untuk menjaga kerahasiaannya. Menghilangkan saksi mata.

Dahulu, ruangan penjara ini sangat penuh hingga diisi ratusan orang.

Di sini juga ada perempuan-perempuan pribumi juga yang waktu itu di era militer Belanda, itu dipakai untuk pemuas napsu serdadu Belanda.

Ditambah semakin kencang itu ketika era Nippon sebagai jugun ianfu atau perempuan yang dipaksa untuk melayani nafsu seradadu Nippon.

Kebanyakan perempuan tersebut akhirnya suicide, ada yang dengan cara membenturkan kepala ke dinding penjara.

Kebanyakan perempuan-perempuan itu daripada saya digagahi atau diperkosa, saya lebih baik mengakhiri hidup.

Banyak terjadi suicide di sini yang tujuannya untuk menyelamatkan diri.

Waktu penjajahan Nippon, semua diambil di desa-desa, tidak hanya bahan makanan, tapi juga kalau ada anak perempuan gadis juga diangkut.

Mereka dianikkan suatu truk, dibawa ke sini langsung dilepas. Mereka memilih, kalau ada orang lokal tapi agak oriental, nanti dibawanya di barak komandan.

Nanti diberi baju-baju seperti kimono, ada yang dipanggil Midori, ada yang dipanggil Momoye untuk memuaskan napsunya, tapi untuk perwira yang pangkatnya tinggi-tinggi. Bahkan, sampai ada yang menikah.

Tapi, kalau yang sekedar biasa, jadi pelampiasan saja. Mereka juga kalau ada yang melunjak, ada yang diikat terus ada yang dipukul pakai senjata. Itu tujuannya supaya lumpuh dulu sebelum nanti digagahi.

Kalau zaman kolonial ada, tetapi tidak sebanyak itu.

Sementara pekerja rodi, diambil dari sekItaran daerah sini, Banyumas dan sekitarnya di Cilacap ini.

Untuk menghemat ataupun menghilangkan jejak dan rahasia, itu banyak disembelih.

Ada beberapa tahanan yang mencoba melarikan diri, itu sebelum lari sudah dimakan buaya.

Ada satu yang sangat kejam, sebagai sampel ada satu orang pekerja rodi, kemudian langsung diangkat, dilempar langsung dimakan buaya.

Jadi, memberikan shock therapy, ketika nanti ada yang mencoba untuk kabur, ini yang akan didapat.

Di barak sebagilai tempat peristirahatan serdadu Belanda, Nippon maupun KNIL.

Ini merupakan satu teknologi yang tidak boleh kita lupakan dalam sejarah teknologi konstruksi terutama.

Memang, bangunan ini itu dibangun di era kolonial militer Belanda, tetapi semuanya ini adalah pengorbanan dan perjuangan dari para pendahulu kita.

Sehingga, pengalaman dijajah kolonial itu memang pedih dan memang menyedihkan yang tidak bisa dilupakan.

Tetapi, kita mengambil sisi positifnya, inilah yang disebut dengan tinta putih kompeni. Di mana, dari semuanya ini, kita diwarisi sebuah bangunan heritage yang dibangun dari tetes keringat, air mata dan darah para pendahulu kita.

Sehingga, layak jika pada hari ini, kita tetap mengenang bangunan-bangunan sejarah dan turut menjaga dan juga melestarikan.

Dari kesemuanya, dalam suatu bangunan itu pasti menyimpan satu memori, karena sejatinya bangunan yang bisa awet, langgeng sampai lama itu adalah bangunan yang dibangun dengan perasaan dan cinta.

Tanpa dengan pengorbanan, tetes keringat, air mata dan darah, bahkan untuk menciptakan suatu masterpiece yang bisa kita lihat seperti hari ini.

Jadi, tidak hanya bangunan, apapun itu, sebuah ikatan misalnya ataupun percintaan, jika kita mulai awal membangunnya dengan ikhlas, tulus kemudian pengorbanan sampai berdarah-darah, maka cinta itu akan abadi, akan terus ada.

Kemudian yang kedua, pasti di situ menyimpan layer-layer cerita yang bisa kita ambil dan kita petik untuk kehidupan sehari-hari.

Karena, sejarah itu ada, tujuannya untuk hari ini dan masa depan. Ada korespondensi dan juga ada kontinuitasnya dari semuanya, itu baik kelam ataupun baik.

Kalau kelam, mungkin menjadi suatu pembelajaran, kalau baik kita tingkatkan menjadi lebih baik lagi.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: YouTube/@KisahTanahJawa

Tags

Terkini

Terpopuler