Kebumen Berduka, 2.107 Warga Mengungsi karena Banjir dan Longsor

- 31 Oktober 2020, 07:14 WIB
Banjir menerjang Kebun sejak Senin, 26 Oktober 2020. Sebanyak 2000 lebih warga mengungsi
Banjir menerjang Kebun sejak Senin, 26 Oktober 2020. Sebanyak 2000 lebih warga mengungsi /BNPB/

LAMONGAN TODAY - Bencana banjir dan tanah longsor di wilayah administrasi Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, telah memaksa sebanyak 2.107 warga mengungsi.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Raditya Jati mengatakan, dari keseluruhan warga yang mengungsi tersebut, ada sebanyak 995 warga mengungsi di SD Madureja dan 1.112 warga di sekolah dasar lainnya dan rumah panggung Sidobunder.

"Bencana banjir Kebumen sendiri telah terjadi sejak Senin, 26 Oktober 2020. Tercatat 13 kecamatan di Kabupaten Kebumen terdampak banjir," tutur Jati dalam siaran pers yang diterima Lamongan Today, Sabtu 31 Oktober 2020.

Baca Juga: Inalillahi, 17 Orang Tewas Karena Gempa di Turki, Sebagian Masih Terperangkap di Bangunan Runtuh

Adapun rinciannya adalah Kecamatan Prembun, Kecamatan Alian, Kecamatan Kebumen, Kecamaatan Karanganyar, Kecamatan Kemit, Kecamatan Puring dan Kecamatan Sempor.

Kemudian Kecamatan Padureso, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Sruweng, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Karanggayam dan Kecamatan Rowokele.

Menurut Jati, bencana tersebut telah mengakibatkan kerugian materil meliputi 5 unit rumah rusak berat, 10 unit rumah rusak sedang, 52 unit rumah rusak ringan, 2 sarana pendididikan, 36 titik jalan, 3 unit jembatan, 3 unit tanggul terdampak.

Baca Juga: Segera Hadir Petualangan Sherina 2 di 2021, Apa Saja Perbedaannya dengan Petualangan Sherina Pertama

Dalam upaya percepatan penanganan bencana banjir dan longsor tersebut, BPBD Kabupaten Kebumen terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Muspika, TNI/POLRI dan Relawan.

Selain itu, tim BPBD Kabupaten Kebumen dibantu tim gabungan juga membantu proses evakuasi warga terdampak banjir dan melakukan pembersihan puing dan material banjir serta longsoran.

Upaya terkini yang dilakukan juga meliputi penyerahan bronjong Ke Desa Madurejo, Kecamatan Karanggayam sebanyak 25 buah dan penyerahan Bronjong ke Desa Padureso, Kecamatan Padureso sebanyak 30 buah.

Baca Juga: Intip Harga dan Spesifikasi iPhone 12 Mini, Penasaran dengan Ukurannya? Cek di Sini

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan data prakiraan cuaca yang menyebutkan bahwa hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Jawa Tengah hingga Sabtu, 31 Oktober 2020.

Selain Jawa Tengah, prakiraan cuaca serupa juga berlaku untuk sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur.

Baca Juga: Donald Trump Lawan Joe Biden di Pilpres Amerika dengan Tensi Panas, SBY Bocorkan Jagoannya

Selain itu, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Papua juga diprediksi hujan lebat.

Adapun BMKG sebelumnya juga menyebutkan bahwa tingkat intensitas curah hujan selama musim penghujan di penghujung tahun 2020 dan di awal tahun 2021 terjadi peningkatan hingga mencapai 40 persen akibat dampak fenomena La Nina.

Baca Juga: Fakta di Balik Penusukan Gereja Prancis, Ketegangan Meningkat, Negara Siaga Keamanan Level Tertinggi

Oleh sebab itu Badan Nasional Penanggulangan Bencna (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan dan masyarakat di daerah dapat melakukan upaya mitigasi bencana.

Selain itu, pemerintah daerah diminta segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana terkait dampak dari fenomena La Nina, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung dan angin kencang.***

 



Editor: Nugroho

Sumber: BNPB


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah