Guru Besar Unpad Sebut Penanganan Covid di Indonesia Buruk, Prediksi Lonjakan Kasus Akan Terjadi

- 29 Oktober 2020, 16:23 WIB
Caption: Ilustrasi virus Corona. / istockphto
Caption: Ilustrasi virus Corona. / istockphto /

Ia menyebutkan, tujuan adanya prediksi kasus Covid-19 ini agar pemerintah bisa mengambil tindakan preventif.

Ia berharap, prediksi angka kasus mingguan tersebut dapat menjadi acuan pemerintah dalam menerapkan kebijakan. Selain itu, prediksi juga berguna untuk menumbuhkan kesadaran diri masyarakat. 

Ahli Epidemiologi Universitas Padjadjaran Budi Sujatmiko juga memaparkan konsep epidemiologi berkaitan dengan Covid-19.

Budi menyatakan, wabah muncul karena beberapa latar belakang faktor, terutama faktor lingkungan dan interaksi manusia. Selain itu, ia juga menjelaskan konsep triad epidemiologi, yakni host, environment, dan agent. 

Baca Juga: Tetap Keluyuran ke Luar Negeri dan Tak Percaya Covid-19, Pria Kekar Ini Tewas Mengenaskan

“Host berkaitan dengan umur, jenis kelamin, dan penyakit penyerta pasien. Kedua, environment berkaitan dengan lingkungan, seperti lingkungan padat, kurang bersih, dan ventilasi buruk. Terakhir, agent berkaitan dengan virus SARS-CoV-2. Virus tersebut lebih menular pada kasus tertentu dan akibatnya fatal,” kata Budi.

Budi menambahkan, terdapat indikator kunci dalam menangani pandemi Covid-19, yakni testing, tracing, dan treatment (3T).

Pertama, testing berkaitan dengan kapasitas alat tes PCR dan sumber daya manusia (SDM). Beberapa daerah masih harus mengirimkan sampel ke ibukota provinsi atau kota. Dalam beberapa kasus, pasien baru akan mendapat hasil tes dua minggu setelahnya. 

Kedua, tracing atau pelacakan. Ia menyebutkan, idealnya pelacakan pasien Covid-19 mengikuti indikator surveillance. Tenaga medis harus mengidentifikasi, melaporkan, dan menganalisis kasus baru kurang dari 24 jam.

Baca Juga: Harga HP Vivo Ini Terjun Bebas Turun Sampai 2Jutaan di Akhir Oktober 2020: vivo V17,Y12, Y19, Y91

Sementara itu, 90% kasus suspek harus melakukan isolasi dan pengambilan spesimen kurang dari 48 jam sejak muncul gejala. Terakhir, tenaga medis harus dapat mengidentifikasi kontak erat pada 80% kasus baru kurang dari 72 jam.

Halaman:

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x