Network
LAMONGAN TODAY - Varian Arcturus adalah subvarian dari varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada November 2022. Varian ini memiliki kode XBB.1.16 dan memiliki sekitar 50 mutasi pada protein spike yang berperan dalam menempelkan virus corona ke sel manusia.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, varian Arcturus 1,5 kali lebih menular dibandingkan dengan varian Kraken yang memiliki kode XBB.1.5 .
"Kita harus tetap waspadai. Memang Arcturus itu penularannya 1,5 kali lebih cepat daripada Kraken," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu usai melepas Tim Pemantauan Kesehatan Posko Mudik Lebaran 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta.
Varian Kraken sendiri adalah subvarian dari varian Omicron yang juga berasal dari Afrika Selatan dan memiliki sekitar 30 mutasi pada protein spike.
Varian Kraken telah menjadi varian dominan di Indonesia sejak Desember 2022 dan menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di awal tahun 2023. Varian ini juga diketahui lebih menular dan lebih resisten terhadap vaksin daripada varian Delta yang sebelumnya menjadi varian utama di Indonesia.
Sampai saat ini, Kemenkes telah mengonfirmasi dua kasus penularan varian Arcturus di Indonesia yang berasal dari DKI Jakarta pada Maret 2023. Kedua pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dan tidak ada penularan lanjutan dari varian ini.
Namun, Kemenkes tetap mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran varian Arcturus dan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.
