Habib Husein Mutahar, Sang Penyelamat Bendera Merah Putih, Simak Sejarahnya

- 15 Agustus 2022, 10:00 WIB
Husein Mutahar, penyelamat bendera merah putih
Husein Mutahar, penyelamat bendera merah putih /Kolase / Jurnal Palopo/

“Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan bendera ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya”

Baca Juga: Sejarah Pagar Nusa, Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang Sempat Bentrok dengan PSHT di Banyuwangi

Mendengar perkataan dan juga tugas yang berat dari Bung Karno, Habis Mutahar terdiam sejenak dan memejamkan matanya, seraya berfikir kemudian berdoa memohon kekuatan dan petunjuak kepada Allah Ta’ala.

Setelah menerima bendera pusaka, Habib Husein kemudian berfikir mencari jalan terbaik untuk menyembunyikan bendera pusaka tersebut. Akhirnya beliau memutuskan untuk membagi bendera pusaka menjadi dua bagian dengan mencabut benang jahitan yang menyatukan bagian merah dan putih.

Dengan bantuan dari Ibu Perna Dinata, akhirnya kedua carik kain merah dan putih itu berhasil dipisahkan dengan baik tanpa meninggalkan kerusakan.

Setelah Bendera Pusaka terpisah menjadi dua bagian, Habib Husein Mutahar memasukkannya ke dalam dua tas yang dimilikinya. Masing-masing ditempatkan di dasar tas tersebut dan ditumpuk dengan berbagai baju miliknya.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Pura-Pura Gila Agar Tidak Jadi Kadi, Pesan Untuk Para Hakim

Habib Mutahar mengambil langkah tersebut karena beliau berfikir bahwa jika dipisahkan, bendera tersebut tidak lagi bisa disebut sebagai Bendera Pusaka dan akan dianggap sebagai secarik kain biasa.

Agresi militer Belanda kedua berbuntut pada penangkapan dan diasingkannya Bung Karno dan Bung Hatta. Presiden Soekarno diasingkan ke Parapat, sebuah kota kecil di pinggiran Danau Toba Sumatera sebelum dipindahkan ke Muntok, Bangka. Sedangkan Wakil Presiden Moh.Hatta langsung dibawa ke Bangka.

Habib Husein dan beberapa staf kepresidenan yang lain juga bernasib sama. Beliau ikut di tangkap dan di angkut dengan pesawat Dakota. Beliau dibawa dan ditahan di Semarang. Saat menjadi tahanan kota, Habib Mutahar berhasil melarikan diri dan menggunakan kapal laut bertolak ke Jakarta.

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah