Letusan Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya Mengenai Mitos Pulau Jawa Akan Terbelah

- 6 Desember 2021, 23:37 WIB
Lava pijar keluar Gunung Semeru saat dipotret dari kawasan Kampung Renteng, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12/2021). (ANTARA/Zabur Karuru)
Lava pijar keluar Gunung Semeru saat dipotret dari kawasan Kampung Renteng, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Senin (6/12/2021). (ANTARA/Zabur Karuru) /(ANTARA/Zabur Karuru)

Apabila menilik catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, sempat terjadi sangat besar pada 200 tahun silam tepatnya 8 November 1818.

Selanjutnya, Gunung Semeru lagi-lagi meletus pada 2 Februari 1994 silam. Kemudian di tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.

Baca Juga: Karena Handsanitizer, Borneo FC Kena Hukuman Rp10 Juta dari Komdis PSSI, 5 Tim Ini Juga Kena Sanksi

Dan letusan besar terjadi saat Natal 2002. Selanjutnya pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus disertai guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer sampai 11 kilometer.

Sekarang Gunung Semeru kembali meletus mendekati akhir tahun 2021. Meletusnya Gunun Semeru kali ini, ternyata banyak yang menghubungkan dengan ramalan Jayabaya.

Pada sejumlah sumber, Maharaja Jayabaya adalah raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 merupakan visioner yang hebat.

Baca Juga: Terbaru! Klasemen BRI Liga 1 Pekan Ke-15: Arema FC Raih 1 Poin Gagal Gusur Persib, Borneo FC Naik Peringkat

Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja mengatakan suatu hari Tanah Jawa bakal terbelah menjadi dua.

Dengan ramalan Jayabaya tersebut, saat ini banyak yang memercayai mitos Jawa terbelah bakal terjadi.

Banyak masyarakat memercayai bahwa Ramalan Jayabaya selalu benar. Sebuah hal yang terbukti ialah saat mendekati perang kemerdekaan yaitu ketika Jawa dijajah Jepang.

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x