Lagu perjuangan karya Ismail Marzuki dan Suto Iskandar ini diciptakan atas permintaan Komandan Resimen V Cikampek Letnan Kolonel Moeffreni Moe'min yang memimpin pertempuran di wiliayah Jakarta dan sekitarnya saat masa revolusi.
Di tengah suasana revolusi yang menggelegak, para remaja putri maju di medan tempur dengan hanya bermodalkan semangat tanpa dibekali keahlian khusus dalam bertempur. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga petani dan menjadi sasaran peluru.
Moeffreni Moe'min merasa prihatin dan terenyuh melihat persitiwa tersebut. Melalui lagu “Melati di Tapal Batas”, secara tidak langsung ia memberi pesan kepada remaja putri bahwa perjuangan tidak selamanya harus membawa senjata di garis depan, tetapi juga di garis belakang yang membutuhkan bantuan tenaga medis dan logistik.
Lagu ini ditujukan agar para pemudi bisa menarik diri dari medan pertempuran tanpa harus merasa kehilangan kehormatan.
Oh pendekar putri yang cantik
Dengarlah panggilan ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu.***