7 Lagu Gugah Cinta Tanah Air, Ada Ciptaan Iwan Fals hingga Atta Halilintar

- 17 Agustus 2021, 14:51 WIB
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bersiap mengibarkan Bendera Merah Putih saat Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi 1945 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020).
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bersiap mengibarkan Bendera Merah Putih saat Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi 1945 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020). /Foto: Antara/Agus/

LAMONGAN TODAY - Setiap tahun, Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tak pernah lepas dari lagu-lagu bertema kebangsaan yang ditembangkan banyak orang, tidak hanya oleh kelompok paduan suara di Istana Merdeka tetapi juga orang-orang yang merayakan kemerdekaan di rumah.

Setiap tahun pula kita selalu mendengar lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan pada saat upacara bendera, di samping lagu nasional dan populer lain yang akrab di telinga kita seperti “Hari Merdeka”, “Bagimu Negeri”, “Halo, Halo Bandung”, hingga lagu “Bendera” yang dibawakan grup band Cokelat.

Pada umumnya, lagu-lagu bertema nasionalisme memiliki lirik dan melodi yang terasa menggugah jiwa dan rasa cinta terhadap ibu pertiwi.

Baca Juga: Peringati HUT RI ke-76, Warga Sugio Gelar Upacara di tengah Sawah dengan Prokes

Melodi yang mengalun terkadang dapat membangkitkan gelora dan semangat kemerdekaan, terkadang membawa rasa sendu dan sedih pada pendengar.

Berikut ini Lamongan Today telah merangkum tujuh lagu bertema nasionalisme dikutip dari Antara, mulai dari yang terkini hingga yang lawas, dan mulai dari yang populer hingga yang jarang terdengar di telinga umum.

Kata-kata dan kisah di balik lagu berikut ini memantik jiwa kita agar merenungkan kembali makna kemerdekaan.

Baca Juga: Puasa Tasua dan Asyura 9-10 Muharram 1443 Hijriyah, Inilah Keutamaannya

Merah Putih

Tepat di hari kemerdekaan Indonesia ke-76, Iwan Fals meliris lagu “Merah Putih” yang menjadi bagian single kedua dari album terbaru yang tengah disiapkan. Lagu ini turut merayakan Indonesia pada hari ini dengan segala dinamika yang bergulir dengan cepat dan harapan di masa mendatang.

“Indonesia, ya Indonesia; Merah Putih, Pancasila, NKRI dengan segala macam sejarahnya, baik yang modern atau masa lalu,” kata Iwan Fals melalui siaran pers pada Senin.

“Indonesia terus bergerak, terus berproses. Ibaratnya, jadi proses gabungan dari melodi dan syair kalau dalam konteks musik,” pungkasnya.

This is Indonesia

Lagu “This is Indonesia” baru saja dirilis pada Minggu 15 Agustus 2021 dibawakan oleh Atta Halilintar bersama Aurelie Hermansyah, Krisdayanti, Lenggogeni Faruk Halilintar, dan duo internasional DJ BEAUZ.

Baca Juga: Jutaan Umat Menggaung, Jihad Dikumandangkan Akhirnya Habib Rizieq Diusir dari Petamburan, Cek Faktanya

Lagu bergenre hip-hop etnic ini memiliki pesan tentang pentingnya persatuan dan mengenal kembali kebudayaan luhur Indonesia. Selain itu, “This is Indonesia” juga turut menyebarkan semangat positif bagi masyarakat agar tetap tangguh dan tumbuh bersama meski dalam keadaan sulit sekalipun.

Indonesia Raya

Hiduplah Indonesia Raya

Selama mentari masih menyinari dunia

Truslah lindungi negri tercinta Kita

Baca Juga: Antri Panjang Capai 37 Ribu Pendidik yang Siap Ikuti PPG, Kuota Terbatas, Ini yang Dilakukan Kemenag

Zamrud Khatulistiwa

Lagu ini ditulis oleh Guruh Soekarno Putra dan pernah dipopulerkan penyanyi legendaris Chrisye pada tahun 1996. Baru-baru ini, Jumat 13 Agustus , lagu “Zamrud Khatulistiwa” kembali dibawakan oleh para penyanyi masa kini, yaitu Rossa, Kunto Aji, Rayi Putra, dan Aurelie, serta diaransemen ulang Dipha Barus.

“Zamrud Khatulistiwa” merupakan lagu yang tak lekang oleh waktu dan membawa pesan pada kita semua tentang makna bersyukur dan sukacita hidup di Indonesia yang memiliki keindahan alam dalam keberagaman.

Selalu berseri, alam indah permai di Indonesia

Negeri tali jiwa hawa sejuk nyaman

Wajah pagi rupawan burung berkicau ria

Bermandi embun surga

 Baca Juga: Islam Sebagai Kedok, Menag Yaqut Cholil Qoumas Dikabarkan Dibaptis dan Pindah Agama, Cek Faktanya

Menjadi Indonesia

Karya Efek Rumah Kaca yang dirilis 2008 lalu ini seolah mengajak kita yang hidup pada hari ini untuk merefleksikan kembali makna seperti apa yang disebut “menjadi Indonesia”.

Refleksi ini bisa dilakukan dengan menengok ke masa lampau, menemukan relevansi pelajaran untuk masa kini dan mengantisipasinya untuk harapan di masa depan.

Baca Juga: Mencekam! Detik-Detik Konvoi Dengan Sajam Sambil Livestreaming, Tim Pemburu Preman Amankan Gengster Motor

Lirik lagunya bertutur dengan bahasa sederhana namun tetap terasa puitis dan bersahaja. “Menjadi Indonesia” secara tidak langsung juga mengajak kita agar tidak “terlelap” terus-menerus dalam kondisi apapun dan tetap menjaga optimisme untuk masa depan.

Lekas bangun dari tidur berkepanjangan

Menyatakan mimpimu

Cuci muka biar terlihat segar

Merapikan wajahmu

Masih ada cara menjadi besar

Memudakan tuamu

Menjelma dan menjadi Indonesia

Baca Juga: Harga HP Vivo Y Series Edisi HUT RI

Pantang Mundur

Lagu “Pantang Mundur” diciptakan oleh Titiek Puspa. Lirik lagi ini memiliki makna kontemplasi perasaan kerelaan, ketulusan jiwa, dan kebesaran hati seorang istri melepaskan kepergian sang suami yang berjuang di medan perang.

Dalam beberapa bagian melodi lain, lagu ini menggelorakan perasaan tegar sekaligus semangat untuk para pejuang mencapai keagungan negara.

Kulepas dikau pahlawan

Kurelakan dikau berjuang

Demi keagungan negara

Kanda pergi ke Medan Jaya

Baca Juga: Upadte Harga HP Samsung Terbaru: Samsung Galaxy A01 Core, A11, A32, S10e, hingga S21 Ultra

Jembatan Merah

Lagu gubahan Gesang ini terinspirasi dari Jembatan Merah yang berlokasi di Surabaya. Pada 1945, jembatan ini menjadi medan perang yang cukup sengit melawan pasukan NICA. Pertempuran ini berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu baru berusia empat bulan.

“Jembatan Merah” berkisah tentang seorang perempuan yang melepas laki-laki pujaan hatinya untuk bertempur di Surabaya.

Biar jembatan merah

andainya patah aku pun bersumpah

Akan kunanti dia di sini

bertemu lagi

Baca Juga: Xiaomi POCO M3, Redmi 9T, Galaxy A02s, Realme C15, hingga Vivo Y12, Cukup 1 Jutaan

Melati di Tapal Batas

Lagu perjuangan karya Ismail Marzuki dan Suto Iskandar ini diciptakan atas permintaan Komandan Resimen V Cikampek Letnan Kolonel Moeffreni Moe'min yang memimpin pertempuran di wiliayah Jakarta dan sekitarnya saat masa revolusi.

Di tengah suasana revolusi yang menggelegak, para remaja putri maju di medan tempur dengan hanya bermodalkan semangat tanpa dibekali keahlian khusus dalam bertempur. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga petani dan menjadi sasaran peluru.

Baca Juga: Harga Mobil Honda Brio Satya, Toyota Kijang Innova, Hingga Honda Freed Dibanderol 100 Jutaan di Wilayah Ini

​​​​​​​Moeffreni Moe'min merasa prihatin dan terenyuh melihat persitiwa tersebut. Melalui lagu “Melati di Tapal Batas”, secara tidak langsung ia memberi pesan kepada remaja putri bahwa perjuangan tidak selamanya harus membawa senjata di garis depan, tetapi juga di garis belakang yang membutuhkan bantuan tenaga medis dan logistik.

Lagu ini ditujukan agar para pemudi bisa menarik diri dari medan pertempuran tanpa harus merasa kehilangan kehormatan.

Oh pendekar putri yang cantik

Dengarlah panggilan ibu

Sawah ladang rindu menanti

Akan sumbangan baktimu.***

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x