Viral, Kisah Polwan Cantik Anak Petani Cabai, yang Jadi Pasukan Pengamanan PBB

- 12 Juli 2021, 14:34 WIB
Polwan cantik anak petani cabai.
Polwan cantik anak petani cabai. /Dok Humas Polres Metro Jakarta Barat/

Lulus Bintara Polri pada 2017, Bripda Fajar mengenang salah satu momen yang akhirnya benar-benar membuat ia percaya, tidak ada yang tidak mungkin apabila terus berusaha. Caranya dimulai dengan mempercayai dirinya sendiri. 

“Pengalaman menjadi salah satu dari 24 anggota tim Polwan yang mendaki Gunung Carstenz di Papua pada 2017, membuat saya tersadar, saya bisa kok melakukan apapun asal mempercayai diri sendiri terlebih dahulu,” kenangnya sambil tersenyum. 

Usai dari pendakian, Bripda Fajar kembali bertugas dengan modal kontemplasi di Gunung Carstenz, dengan meniti karir di Ditsamapta Polda DIY. Lalu pada 2018, ia berkarir di Ditreskrimsus Polda DIY. Tidak berhenti sampai di situ, pada 2019, Bripda Fajar terpilih menjadi Sekretaris Pribadi Pimpinan Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono. 

Baca Juga: Daerah Ini Bakal Fungsikan Mobil Layanan Vaksin Keliling

  • Bermimpi Menjadi Pasukan Pengamanan PBB

Kehidupan terus melaju bersama detak waktu. Diam-diam, Bripda Fajar menyimpan satu minat dan impian yang tak biasa, menjadi anggota pasukan pengamanan PBB. Ia kemudian mendaftar seleksi misi PBB pada 2020.

“Saya ingin menjadi anggota pasukan pengamanan PBB karena itu mimpi saya semenjak menjadi Polisi. Bagi saya, menjadi anggota pasukan pengamanan PBB adalah salah satu wujud pengabdian yang mulia yaitu membantu para civilian di sana, melindungi aset dan personil PBB, memberikan perlindungan terhadap para warga lokal di Central Afrika serta mempromosikan HAM kepada masyarakat dunia,” ungkapnya. 

Baca Juga: Polisi Serahkan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie ke BNN: Jalani Rehabilitasi

Tapi lagi-lagi, rasa tidak percaya diri hinggap. Bagaimana tidak, seleksi yang harus Bripda Fajar lalui berupa tes kesehatan, kesemaptaan jasmani, tes bahasa Inggris, tes menembak, tes mengemudi, tes psikologi, wawancara dan tes komputer. Semua berlangsung kurang lebih 10 hari dan menginap di Sepolwan Lemdiklat Polri pada Agustus 2020. 

“Enggak mudah buat saya untuk mengikuti tes tersebut karena kami diwajibkan bisa berbahasa Inggris saat tes dengan menyerahkan sertifikat TOEFL, serta harus mahir mengemudi, dan dengan rentang waktu yang begitu singkat” ceritanya. 

Usai menjalani serangkaian tes, Bripda Fajar kembali harus menghadapi rasa was-was, dengan menunggu pengumunan yang berjarak 7 bulan setelah tes. Ia hanya bisa mempersiapkan diri dengan berbagai kemungkinan, berkontemplasi sambil mengadu kepada Sang Maha Pencipta. Juga meminta doa kepada orang tuanya. 

Halaman:

Editor: Nugroho

Sumber: Polres Metro Jakarta Barat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x